MENGEJUTKAN, 15 PERSEN SAHAM PABRIK ARPA TAK JELAS PEMILIKNYA

27-September-2018, 08:54

PAGARALAM, SO – Hal yang mengejutkan pada pengelolahan pabrik Air Minum Pagaralam (Arpa) terungkap, dalam pembagian Saham Pabrik Air Pagaralam dibawah naungan PT Ayek Besemah tersebut, diketahui lima belas (15) persen Saham Pabrik Arpa milik PT Tiga Reka Fiktif, Hal ini ungkapkan Direktur Sekaligus Komisaris ll PT Ayek Besemah Ratna Kartiningtiyas saat peninjauan lokasi pabrik Arpa oleh Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni, Rabu (26/9).

Dijelaskan Ratna, lima belas persen (15) Saham fiktif tersebut merupakan milik PT Tiga Reka, setelah di telusuri perusahan tersebut tidak terdaftar secara resmi dan tidak jelas kepemilikanya.

“70 persen Saham Arpa merupakan milik Pemkot Pagaralam, 15 persen milik PT Mentari dan 15 persen sisanya milik PT Tiga Reka, untuk PT Tiga Reka tidak jelas kepemilikanya alias fiktif,” terang Ratna.

Ratna menuturkan, sejak awal dirinya menjabat Direktur PT Ayek Besemah dirinya mengetahui bahwa perusahaan tersebut tidak menambah PAD Kota Pagaralam, namun pihak Pemkot Pagaralam saat itu tetap ingin melanjutkan pengoperasian Pabrik Arpa tersebut dengan alasan meningkatkan eksistensi Kota Pagaralam.

“Sejak awal saya di tunjuk untuk memimpin perusahan ini, sudah saya tanyakan pada Wali Kota saat itu, jika tidak menguntungkan mengapa mesti dilanjutkan,Wali Kota saat itu menjawab pengelolahanya harus dilanjutkan demi eksistensi Kota,” tambahnya.

Sementara Wali Kota Pagaralam Alpian Maskoni SH mengatakan, dirinya berpendapat jika PT Arpa tidak menguntungkan bagi PAD maka sebaiknya perusahan tersebut ditutup.

“Menurut saya kalau tidak ada keuntungan mending ditutup. Usaha apapun harus menghasilkan, apalagi PT ini memiliki hutang 1,7 M jangan sampai membebani APBD Kota Pagaralam,” jelas Alpian.

Menurut Alpian setelah dilakukan peninjauan, bangunan dan lokasi sangat minim, ditambah dengan manajemen perusahan yang tidak benar.

“Dilihat dari lokasi, memang terlihat tidak terawat dan memperihatinkan, ditambah lagi manajemen pengelolaan yang kurang baik, kemudian terkait 15 persen saham yang fiktif, akan kita telusuri kepemilikanya,” tukasnya. (SO/Lianpga)

Bagikan ke :