KARENA EKONOMI. 6 TAHUN PASUTRI PILIH TINGGAL DIKEBUN

29-June-2016, 18:54

“Kami Tak Mau Bebani Anak anak

Miris. Mungkin itulah kata-kata yang tepat terlempar ketika melihat kondisi sepasang suami istri, Markisrum (64) dan Suwarno (65) yang sejak 6 tahun belakangan ini memilih tinggal dan menepi di sebuah kawasan kebun karet, agak jauh dari keramaian kota Lahat. Kondisi ekonomilah lagi-lagi yang memaksa keduanya tinggal dan menetap, meski sadar dirinya menempati lahan milik Tentara Nasional Indonesia (TNI), tepatnya dikawasan jalan Bhayangkara, Kelurahan Bandar Jaya, Kecamatan Kota Lahat.

Dengan berbekal hidup sederhana dan jelas jauh dari kata mapan, apalagi berkecukupan, itulah gambaran yang bisa terlihat dan tergambar dari kehidupan sehari-hari kedua manusia berpasangan berusia renta ini. Tinggal hanya diatas sebuah rumah kayu, dengan tanpa adanya fasilitas listrik apalagi mewahnya peralatan elektronik zaman sekarang, namun semuanya dijalani dengan penuh kabahagiaan dan kesahajaan.

“Kami tak ingin neko-neko pak. Cukup untuk bisa bertahan hidup, meski sederhana dan penuh kekurangan, kami ingin jalani hari tua dengan seperti ini,” pungkas Markisrum, dijumpai kemarin (29/6) dipondok sederhananya.

Untuk menjalani hidup kesehariannya, kedua manusia berpasangan ini memilih bertahan dengan mencoba menanam beberapa jenis tanaman dikebun yang tak kurang dari ½ hektaran, milik TNI yang ditumpanginya. Bahkan, demi membantu perekonomian keluarga, Markisrum rela menjadi seorang tukang sapu di gedung olahraga dan lapanagan gelora serame, dengan upah yang jauh dari memadai.

“Alhamdulillah, meski ada upahnya ya dikatakan kecil, tapi kami rasa semuanya cukup kok, orang kami ini cuma untuk kebutuhan dua mulut ini kok,” tukas Maskisrum lagi.

Ditanya tentang keberadaan keluarganya yang lain, Maskisrum mengatakan, sebenarnya mereka mempunyai 4 orang anak, dan malahan memiliki sebuah rumah kecil dibilangan Talang Banten. Namun, karena kondisi kehidupan keluarganya, rumah miliknya itu diserahkan kepada anak-anaknya, meski juga dengan kondisi berhimpitan dan sederhana.

Karena bermaksud mengalah itulah, lantas dirinya dan sang suami kemudian memilih untuk menepi di kawasan kebun yang tak jauh dari Mapolres Lahat, sejak 6 tahun belakangan, dengan kondisi juga dalam keadaan serba kekurangan dan penuh kesederhanaan, namun keduanya nampak tegar dan penuh kesabaran menjalani sisa usia tuanya bersama.

“Anak-anak masih sering kok kesini, kalo ada rezeki mereka antari kami. Terkadang tetangga disini juga memberikan sedekahnya, ya kami terima saja dengan penuh lapang dada dan ucapan terima kasih,” ungkap Suwarno menambahkan.

Sementara, untuk perhatian pihak terkait, dalam hal ini Pemkab, Suwarno mengaku, dirinya memang tak mengharapkan perhatian apapun. Satu hal yang diinginkannya, yaitu bisa menumpang hidup nyaman, sampai sisa usia yang ada di tanah milik TNI itu. “Ya kalo memang TNI menginginkan kembali tanahnya, kami cuma bisa pasrah saja pak, orang kami ini menumpang kok,” ucapnya lirih.

Created by : “Rustandi”

Bagikan ke :