BENTENG EKONOMI KERAKYATAN “ALA” SUSNO DUADJI

20-May-2016, 06:00

PALEMBANG – Pasar tradisional, kaki lima, asongan, lapak, kedai, warung, emperan di Sumatera Selatan merata, mulai dari kota Palembang, Kota/Kabupaten, kecamatan bahkan sampai ke desa yg disebut kalangan.

Pasar tradisional sejenis ini harus diakui sebagai benteng ekonomi kerakyataan yang menggerakan perekonomian rakyat dan tanpa disadari menopang ekonomi konglomerat/kapitalis. Tapi kapitalis tetap kapitalis, yang tak ada kepuasan.

Ini menjadi perhatian yang menggelitik empati Susno Duadji, dan menurutnya pasar tradisional sejenis ini, tidak rentan terhadap pengaruh resesi ekonomi, tidak menuntut fasilitas macam-macam seperti modal yg berlebihan, tidak manja, sudah terlatih menghadapi berbagai situasi

“Ingat pasar tradisional semacam ini menyerap puluhan juta tenaga kerja, dan merupakan kawah candra dimuka rakyat kecil untuk belajar bisnis. Sekolah alami langsung praktik, banyak pebisnis sukses mengawali karir bisnisnya dari pasar trasisional sejenis ini.

Tapi sayang akhir-akhir ini ada gejala bahkan sudah menjadi ancaman nyata bahwa pasar trasisional mulai ditelan oleh ekonomi kapitalis yaitu dengan menjamurnya mall, supermarket, dan sejenisnya. Tumbuh menjamur, sementara kebijakan pemerintah dan pemda nampak cenderung tidak memihak kepada pasar tradisional karena tiap saat terancam digusur,” ungkapnya kepada Lahatonline.com, Jum’at (20/5).

Selanjutnya kata Susno, Mungkin sebaiknya ada kebijakan yang memihak pasar trasisional yang merupakan benteng ekonomi kerakyatan dengan cara memperbaiki fasilitas tanpa penggusuran. Perbaikan kwalitas kebersihan barang dagangan, pelatihan manajemen UKM, mendorong terbentuknya koperasi ekonomi kerakyatan.

Masih katanya, kerja sama dng ekonomi modal besar, mensinergikan pola hubungan bisnis antara ekonomi kerakyatan/pedagang tradisional dng pemodal besar. Mall, supermarket dan lain lain, diatur keberadannya.

“Menjamurnya mini market yang menggeser bahkan mematikan pasar tradisional dan sejenisnya disuatu daerah. Ini tanggung jawab kita semua, semoga banyak yg peduli dengan ekonomi kerakyatan, kalau bukan kita siapa lagi,” ucapnya.(*)

Penulis : Indi Sirani

Bagikan ke :