PEMKAB DAN DINKES SIAP CEGAH KASUS AFP

26-April-2016, 16:42

//// Sepanjang 2015, Dijumpai Sedikitnya 2 Kasus AFP
Untuk Campak Sudah 7 Spesimen Dikirim

Bupati Lahat, H Saifudin Aswari Rivai SE, didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), dr H Rasyidi Amri MT MKM, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Kesehatan, Ubaidillah SKM MKes menyebutkan, sepanjang 2015 lalu, di wilayah Lahat sendiri ditemukan ada 2 temuan kasus penderita Acut Flacid Paralysis (AFP) atau lumpuh layu mendadak, untuk itu di tahun 2016 ini sendiri, pihaknya mengaku bersiap sejak dini untuk melakukan upaya pencegahan yang ada.

“Untuk kasus campak, sudah mengirimkan tujuh spesimen dari Puskesmas Saung Naga, Sukarame dan Pagarjati, semuanya demi mengantisipasi dini kejadian dan kasus yang ada,” ungkap Ubaydillah, Selasa (26/4).

Ia menyebutkan, penemuan kasus ini bukan merupakan aib, justru menunjukan gambaran kinerja suveilans di wilayah masing-masing, disamping itu, masih memiliki waktu 8 bulan kedepan untuk menemukan 2 penyakit disebutkan diatas.

“Dengan adanya program suveilans ini tentunya dapat menemukan sekaligus mengirim sampel Spesimen AFP dan campak dengan ditambah yang terbaru adalah suveilans penyakit tidak menular (PTM),” jelasnya lagi.

Dilanjutkan Kadinkes, dr H Rasyidi Amri MT MKM, program suveilans ini untuk mendapatkan data kesehatan yang valid, lengkap ada aktual, sehingga menghasilkan informasi kesehatan yang berkualitas sebagai dasar pengambilan keputusan untuk intervensi masalah kesehatan.

“Hanya saja, dalam laporan mingguan wabah untuk kelengkapan sudah bagus, tinggal ketepatan waktu pengiriman laporan dengan SMS masih sebagian lewat dari hari ditentukan setiap pekannya,” pungkas Rasyidi.

Nah, kedepan, pihaknya akan terus melakukan upaya pemantauan dilapangannya. Kedepan pula, pihaknya meminta kepada semua pihak, terutama masyarakat dilapangannya, agar bisa melakukan kerjasama dan juga melakukan upaya antisipasi dini. Salah satunya adalah dengan secepatnya melaporkan, jika ada temuan atau kecurigaan kasus yang ada kepada Dinkes atau minimal kepada perangkat pemerintahan yang ada.

“Dengan upaya cepat tanggap sendiri, impian untuk mencegah dan juga mengantisipasi bahaya AFP sendiri bisa diketahui lebih awal, termasuk untuk mengambil upaya pengobatannya,” tegas Rasyidi lagi.(CEPY – LAHAT)

Bagikan ke :