POLRES LAHAT LAKUKAN PENYELIDIKAN BERTAHAP

10-March-2016, 17:28

//// Terkait Penyebab Kematian SBY
Dari Aduan Salah Satu Anggota Keluarga

Kepergian ataumeninggalnya Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Diklat Lahat, alm Drs H Syamboediono SE MM atau lebih dekat dikenal dengan panggilan SBY, saat mengikuti kegiatan arung jeram atau rafting bersama jajaran Pemkab dan segenap pengurus beserta anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lahat ternyata masih menyisakan pekerjaan rumah (PR), khususnya dijajaran petugas kepolisian. Hal ini dikarenakan, ada salah satu perwakilan keluarga almarhum yang kemudian melaporkan kejadian yang ada, serta meminta untuk dilakukannya pengusutan kedepannya.

Hal ini kemudian dibenarkan, saat beberapa wartawan melakukan konfirmasi kepada Kapolres Lahat, AKBP Yayat Popon Ruhiyat Sik, kemarin (10/3). Dimana Yayat tak menampik jika saat ini pihaknya sudah menerima laporan dari keluarga korban, terkait meninggalnya alm SBY sendiri. Sejauh ini dikatakannya, proses penyelidikannya sudah dilaksanakan dilapangan oleh jajaran Polres dan juga berkoordinasi dengan Polsek Pulau Pinang.

“Kita jelas tak bisa menolak akan laporan yang masuk. Akan tetapi, disini tentu saja proses pemeriksaan yang ada akan dilakukan dengan cara yang benar-benar teliti dan bertahap,” ungkap pria asli Jawa Barat ini.

Dilanjutkannya, peristiwa yang sampai berujung pada tewasnya SBY sendiri saat ini tengah didalami, atau masih masuk dalam tahap penyelidikan. Beberapa saksi beberapa waktu lalu sudah dipanggil, khususnya dari pihak Lahat Rafting, selaku pelaksana dilapangannya, serta petugas juga sudah melakukan pra rekonstruksi atau cek TKP di Pulau Pinang.

“Bahkan sejumlah saksi telah diperiksa, kami tidak bisa berspekulasi, apalagi menyebutkan saat ini siapa yang salah, semuanya masih akan ditelusuri dan diperiksa bertahap, apakah tewasnya akibat kelalaian atau hal-hal lainnya,” ujarnya.

Dijelaskan Yayat, mengenai isu yang saat ini beredar pihaknya berharap agar masyarakat tidak mudah percaya begitu saja. Apalagi, setiap musibah adalah hal diluar batas kemampuan manusia, sehingga jangan menimbulkan fitnah yang tidak beralasan.

“Pengusutan kasus ini tidak ada sprint dari Mabes Polri seperti yang diisukan, atau bahkan ada unsur kesengajaan dan lainnya. Siapapun berhak mendapatkan keadilan jika menilai perkaranya tidak wajar dan polisi akan siap membantu,” imbuhnya.

Untuk selanjutnya, Yayat mengatakan kasus ini tetap akan dilakukan proses penyelidikannya. Namun, dirinya menilai masih terlalu dini jika langsung dikaitkan dengan adanya tersangka atau hal lainnya, namun guna melengkapi prosesnya, kedepan jelas saksi-saksi bisa saja bertambah, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan rafting bersama sebelumnya, baik itu pelaksana atau sampai ke pihak panitia kegiatannya.

“Kita minta semuanya bersabar, dan jangan mudah terpancing isu dilapangan. Percayakan semuanya kepada penyidik Polres Lahat. Kami disini jelas akan berposisi netral,” tegas Yayat.

Sementara itu, Brawijaya SH, selaku ketua Lahat Rafting saat dikonfirmasi sebelumnya memang juga membenarkan jika pihaknya usai kejadian nahas hingga berujung pada meninggalnya SBY kemudian dipanggil pihak kepolisian, khususnya pihak Polsek Pulau Pinang. Pemanggilan itu sendiri diakuinya adalah sebatas berkoordinasi mengenai pelaksanaan atau bahkan sampai pada kronologis kejadian yang ada.

“Kami mendatangi Polsek Pulau Pinang, dan tentu saja siap menjelaskan bagaimana cerita yang ada, di versi kami selaku pelaksana. Yang jelas, kami akan beberkan standar aturan didalam olahraga rafting yang ada, serta informasi yang kami kuasai dan ketahui,” ungkap Brawijaya.

Sampai berita ini diturunkan, memang dari pihak panitia atau pemkab sendiri belum memberikan keterangan ataupun siaran pers resminya, khususnya mengenai kegiatan yang ada, sampai pada berujung pada kejadian nahas yang ada.(CEPY/BOIM – LAHAT)

Bagikan ke :