“SENYUM, BERCANDANYA, TAKKAN BISA DILUPAKAN”

6-March-2016, 16:09

Menilik Kisah Sedih Tragedi Hanyutnya SBY

Siapapun tentu takkan menyangka mengenai berita duka yang Jumat (4/3) sore kemarin, dimana diketahui dalam rangkaian kegiatan ‘rafting’ atau arung jeram bersama, antara jajaran insan wartawan dan juga pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lahat dengan jajaran pemerintahan kabupaten (pemkab) Lahat dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN), seorang pria bernama Drs H Syambudiono SE MM, atau yang kerap disapa SBY, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Diklat akhirnya dinyatakan meninggal dunia, karena sebelumnya hanyut dan sempat hilang disepanjang aliran sungai lematang. Ini menjadi duka mendalam bagi seluruh pihak, keluarga, kerabat, orangtua, sahabat dan juga handai taulan yang ada.

Mulai dari jasad korban dibawa dan dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Lahat, penuh sesak orang, dengan beraut wajah sedih begitu jelas tergambarkan. Tangisanpun pecah, setelah sekitar ½ jam pihak medis berusaha menyelamatkan nyawa almarhum, namun Allah berkehendak lain, SBY pun tutup usia. Memang, keseharian semasa hidupnya, SBY dikenal dengan sosok pria yang sangat mudah bergaul, dengan siapapun, baik itu jajaran pemerintahan, wartawan, LSM atau orang lainnya.

“Yang bener bae dek kabar kau ini. Aku tadi baru bae ngobrol samo kak SBY sebelum berangkat nak rafting,” ujar Totok, seorang rekan almarhum, yang tak percaya saat mendapat pesan singkat dihapenya, dengan kabar duka yang ada.

Memang, siapapun tentu saja sekali lagi takkan menyangka hal tersebut. Berkali-kali, rekan, sahabat dan juga berusaha mencari tahu informasi yang ada, dan bahkan sampai akhirnya rata-rata mereka melihat dengan mata kepalanya sendiri, tentang khabar yang ada. Rumah duka pun kemudian mendadak penuh sesak Jumat malam kemarin, karena banyaknya rekanan atau saudara yang ingin ikut melihat atau memastikan berita yang ada.

Bahkan, seorang sekretaris daerah (sekda) pun, Nasrun Aswari SE MM nampak begitu terpukul atas khabar pasti yang ada. Berulang kali, pria yang memang kesehariannya begitu akrab dengan almarhum ini merasa tak percaya atas fakta yang ada, dan kehendak Allah SWT atas sahabatnya itu. Tak banyak kata-kata yang bisa keluar dari mulut orang nomor 6 di kabupaten Lahat malam itu, hanya nampak mata yang terus berkaca-kaca.

“Hilang satu teman terbaikku,” tukas Nasrun singkat, disusul air matanya.

Dilain pihak, SBY juga dikenal begitu dengan rekan profesi wartawan yang ada. SF misalnya, dirinya nampak begitu syok dengan khabar yang ada, bahkan berkali-kali, dirinya kembali meneteskan air matanya, karena teringat akan kenangan terakhirnya dengan almarhum, dan itu hanya sesaat sebelum agenda rafting dimulai.

“Dio tadi nak minta foto nian samo aku, dan ngomong jangan nian idak dicetakke, tetap dengan senyum dan logat bicaranya yang khas. Itu kenanganku terakhir, begitu inget kejadian tadi, aku dak kuat,” urai SF dengan air mata.

Sampai pada waktu pemakaman, pentakziyah atau pelayat pun masih begitu nampak ramai, menghantarkan jasad almarhum SBY hingga ke liang kubur, peristirahatan terakhirnya di TPU Talang Kapuk, Pasar Lama. Bisa dikatakan, kematian SBY sendiri menjadi duka seluruh orang yang ada, bahkan Lahat pun dirasakan ikut berduka, semoga semua amal kebaikannya diterima Allah SWT, dan semua dosanya bisa diampuni, amin.

SBY sendiri diketahui meninggal, sesaat dalam rangkaian kegiatan rafting Jumat sore kemarin. Dimana perahu karet miliknya diketahui menabrak dinding tebing dan juga dihantam ombak sungai lematang, hingga terbalik dan mementalkannya ke dalam sungai. Baru sekitar 1 jam lebih kemudian, jasad almarhum bisa diketemukan, dan memang sudah nampak kaku, karena sudah tidak lagi berpelampung ataupun berhelm pengaman.(RUSTANDI – LAHAT)

Bagikan ke :