BALAI BAHASA SUMSEL UNDANG AWP PALI IKUTI PAGELARAN SASTRA LISAN 2016

9-December-2016, 21:17

PALI – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Balai Bahasa Sumatera Selatan (Sumsel) akan menyelenggarakan Pagelaran Sastra Lisan Sumsel tahun 2016 di Atrium Palembang Indah Mall (PIM) dan Hotel Emilia Palembang, hari Selasa sampai Jum’at, (13-16). Berkaitan dengan ini, Balai Bahasa Sumsel mengundang Asosiasi Wong Pali (AWP) untuk turut serta mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberi wahana berekspresi bagi pelaku sastra lisan.

Sebagai bentuk dukungan pada, AWP siap berpartisipasi bersama sejumlah pelaku sastra lisan di Kabupaten PALI.

” Pelaku sastra lisan kabupaten PALI siap menampilkan kebudayaan Pali pada pergelaran nanti” ujar Ketua Umum AWP Hermansyah DM.

Herman menambahkan, pagelaran ini akan melibatkan sejumlah pelaku sastra lisan dari 17 Kabupaten/kota di Sumsel. Sesuai dengan tujuan, kita bukan mau unjuk siapa yg paling bagus tapi mengangkat kembali sastra lisan di sumsel yang hampir punah. “Melihat faktanya memang saat ini sastra tutur di Sumsel sudah diambang kepunahan, Upaya pelestarian sastra tutur ini menjadi tanggung jawab bersama. Saya pikir kalau aset ini tidak dilestarikan, sastra di Sumsel akan hilang,”ungkap Herman.

Herman menerangkan, dari Kabupaten PALI akan menampilkan beberapa tradisi sastra lisan diantaranya Andai-andai:tem ketetem, Andai-andai:hantu seriman, Andai-andai:mak raje,perahu lepang , Tembang.dan Mantra.

Terpisah,  Bupati Kabupaten PALI, Ir.H.Heri Amalindo MM memberikan apresiasi tinggi pada AWP. Ia mengatakan, meski AWP baru “seumur Jagung”, namun AWP telah mampu mengikuti ajang pagelaran sastra lisan Sumsel mewakili Kabupaten PALI.

“Pemerintah dan masyarakat PALI mendukung sekaligus bangga, kita akan mengetahui tradisi lisan dari setiap kabupaten, dan mengangkat tradisi sastra lisan Pali sehingga dikenal oleh khalayak melalui pagelaran ini” tukas Heri. 

“Dengan adanya pagelaran ini, harapan kita semua, khazanah tradisi lisan di Sumsel yang menurut penilitian ada 127 jenis terangkat kepermukaan dan tidak punah ditelan zaman,” pungkas Heri. (VOLIS/SO/PALI)

Bagikan ke :