Proyek Siluman Seakan Sudah Biasa

16-October-2015, 18:45

EMPAT LAWANG – Proyek tanpa plang masih saja ditemui di Kabupaten Empat Lawang. Seperti yang terpantau di bawah Jembatan Musi II (Jembatan kuning), pengerjaan proyek tanpa plang ini seolah mendapat pembiaran dari dinas terkait. Padahal, hal itu bisa mempengaruhi kualitas pengerjaan proyek. Artinya, rekanan tidak mengindahkan peraturan Perpres No 70 Tahun 2012 tentang pemasangan papan plang proyek wajib dan Kepres No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, diwajibkan untuk memasang papan nama proyek.

“Dampak tidak adanya plang banyak. Warga tidak dapat mengetahui spesifikasi rincian proyek yang dikerjakan, demikian juga proyek yang dipercayakan kepada kontraktor tersebut,” kata Abdulah, salah seorang warga Tebing Tinggi saat dibincangi wartawan, kemarin

Terlihat di bawah Jembatan Kuning. Proyek yang dikerjakan oleh pihak rekanan yang tidak diketahui asal SKPD nya itu, dari awal pelaksanaan hingga proyek berjalan setengah, papan plang nama CV penggarap proyek tak kunjung ada.

“Dalam hati sering bertanya, apa boleh dana APBD yang digunakan untuk proyek bisa dikerjakan tanpa plang? Padahal setahuku, aturan itu sudah menjadi hal wajib keterbukaan Informasi yang mengatur tentang setiap penggunaan anggaran yang dikeluarkan pemerintah dari dana masyarakat yang diperoleh dari pungutan pajak yang dikelola pemerintah harus transparan,” ungkapnya.

Sementara salah satu pekerja, yang tidak mau menyebutkan namanya menyebut jika proyek di bawah Jembatan kuning ini berasal dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Empat Lawang. “Kami cuma pekerjannya di sini. Proyek ini punya adiknya anggota dewan. Katanya plangnya masih di buat belum dipasang saja,” jelasnya.

Saat dikonfirmasi kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata  RR Endang DS, melalui bidang pariwisata, Sabaryadi  mengatakan pihaknya bahkan tidak mengetahui pembangunan proyek tersebut.

“Tidak tahu, bukan kita itu yang bangun,mungkin intansi lain, bisa saja pengelolaanya setelah selesai dilimpahkan ke pariwisata sebab itu berhubungan dengan potensi wisata,” sampainya.

Bagikan ke :