INSAN PERS PAGAR ALAM KECAM KEKERASAN TERHADAP WARTAWAN

5-April-2021, 13:49

PAGAR ALAM, SO — Kekerasan dan penindasan masih dirasakan oleh para awak media meskipun jurnalis dilindungi undang-undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. Bahkan, berdasarkan data Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers kasus ancaman wartawan mencapai 117 kasus, terkahir kasus yang menimpa jurnalis tempo Nurhadi yang bertugas di wilayah Surabaya pada Sabtu (27/3/2021).

Menyikapi kasus yang menimpa Nurhadi, jurnalis Tempo di Surabaya, Jurnalis di Kota Pagar Alam menggelar aksi solidaritas dengan memasang pita putih sebagai bentuk kepedulian terhadap kasus kekerasan yang menimpa jurnalis Tempo.

Aksi simpatik menuntut pengusutan kasus kekerasan Jurnalis Tempo, Nurhadi. Berlangsung dihalaman Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pagar Alam, Aksi tersebut di ikuti sejumlah wartawan yang bertugas di wilayah Kota Pagar Alam, Senin (5/4).

Koordinator Aksi Delta Handoko wartawan intennews mengatakan, aksi ini sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama insan pers, ikut dalam aksi ini insan pers yang bertugas di wilayah Kota Pagar Alam dari berbagai organisasi antara lain, AJI, PWI, IWO , AJOI Serta LSM.

“Pemasangan pita putih ini sebagai simbol penolakan aksi kekerasan terhadap wartawan,” ungkapnya.

Sementara sebelumnya Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palembang, Prawira Maulana mengatakan, dari 117 kasus, 99 kasus terjadi pada wartawan, 12 kasus pada pers mahasiswa, dan 6 kasus pada media, terutama media siber.

Dikatakan dia, Sementara AJI Indonesia mencatat tahun 2020 ada 84 kasus kekerasan terhadap wartawan atau bertambah 31 kasus dibandingkan pada 2019 (53 kasus) dengan pelaku kekerasan terbanyak dari aparat keamanan.

“Belum lagi penambahan kasus baru menimpa jurnalis Tempo, Nurhadi, pada Sabtu (27/3/2021) malam lalu di Surabaya. Saat menjalankan tugas jurnalistik ia mendapat kekerasan ditampar, dipukul di beberapa bagian tubuh hingga pengancaman pembunuhan,” katanya.

Kasus kekerasan yang menimpa Nurhadi, bermula dari Nurhadi mendapat ancaman karena tugas jurnalistik dari redaksi Majalah Tempo meliput mantan Direktur Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Angin Prayitno Aji. Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyatakan Angin sebagai tersangka dugaan kasus suap pajak.

“Kekerasan tersebut merupakan tindak pidana yang melanggar setidaknya dua aturan yakni pasal 170 KUHP mengenai penggunaan kekerasan secara bersama-sama terhadap orang atau barang, dan pasal 18 ayat (1) UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 tentang tindakan yang menghambat atau menghalangi kegiatan jurnalistik,” katanya.

Aksi ini sekaligus Mengingatkan kepada aparat penegak hukum khususnya di Sumsel dan masyarakat bahwa kerja-kerja jurnalistik dilindungi oleh Undang-undang Pers.(SO/Lianpga)

Bagikan ke :