MAN 3 Palembang Deklarasi Satu Indonesia

18-July-2019, 23:46

Palembang – Meskipun Sumatera Selatan merupakan wilayah Zero konflik, namun pendekatan prefentif terhadap bahaya laten faham radikal dan terorisme terus digalakkan. Badan Nasional Pencegahan Teroris (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan menggelar deklarasi satu Indonesia bagi pemuda, khususnya pelajar SMA Sumatera Selatan. MAN 3 mengutus dua orang siswa, Rafi Abdi Abiyantoro dan Faiz Fadlurrahman Asysy. Keduanya merupakan aktivis pada Ekstrakurikuler jurnalistik dan Pramuka MAN 3 Palembang.

Dalam acara tersebut para siswa yang mewakili beberapa SMA dan MA di sumatera selatan mendeklarasikan diri satu Indonesia. Isi deklarasi tersebut, para siswa berjanji akan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, rala berkorban membela Negara, Menjauhi Narkoba, Berprestasi, bersikap santun dalam kehidupan sehari-hari, Bijak dalam bermedia social dan memerangi hoaks, mencegah meluasnya faham radikal dan terorisme di tengah masyarakat. Ketua umum FKPT Sumatera Selatan, Dr. Periansyah, MM.,CMA berharap kegiatan ini dapat menjadi media silaturrahmi yang dibingkai dalam tema Satu Indoensia. Peri berharap, para remaja berkomitmen untuk menjunjung tinggi tetap tegaknya Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Tujuan kegiatan ini adalah bagaimana kita menyikapi perbedaan. Saat ini perbedaan pendapat dan faham menjadi salah satu pemicu persoalan. Padahal perbedaan adalah rahmat. Selama ini, pendiri bangsa dan kita sebagai warga negara Indonesia sudah berhasil membina persatuan dan menghargai segala perbedaan yang ada. Namun akhir-akhir ini sikap intoleran, faham radikal premanisme dan teroris makin mengkhawatirkan. Untuk itu, FKPT berupaya melakukan pencegahan agar Sumatera Selatan bebas dari faham radikal dan terorisme ini,”ujarnya. Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan melalui kepala Kesbangpol Sumsel, Bahar Rasyid, MM, M.Si mengakui bahwa pemuda menjadi barang empuk bagi kelompok-kelompok radikal dan teroris untuk mempengaruhi agar para pemuda menjadi pengikut mereka dan mau melakukan kekerasan di tengah masyarakat.

“Pemuda yang selama ini diharapkan menjadi generasi penerus bangsa seolah menjadi sasaran para komunitas atau organisasi yang memiliki faham radikal dan terorisme untuk mempengaruhi agar menjadi kader-kader mereka. Mereka mempengaruhi pemuda dari berbagai lini, baik secara langsung melalui ajakan dan ajaran yang disampaikan, maupun secara tidak langusng yaitu melalui media social dengan menyebarkan berita-berita hoaks dan provokasi. Bahkan kelompok radikal dan teroris ini sampai memfasilitasi para pemuda tersebut hingga mereka terpengaruh ajakan untuk melalukan kekerasan seperti terpengaruh melakukan bom bunuh diri,”bebernya.

Namun, Bahur Rasyid berharap suasana zero konflik di Sumsel dapat terus dipertahankan. Pemuda kita harus memiliki imunitas agar tidak terpedaya oleh pengaruh-pengaruh buruk kelompok meraka. “Setidaknya ada tiga cara untuk dilakukan oleh pemuda, yaitu menanamkan jiwa nasionalisme, cinta persatuan dan kesatuan. Kedua, faham keagamaan yang moderat, jangan mudah percaya kepada seseorang yang mudah mengkafirkan seseorang. Ketiga, waspada terhadap ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media social, jangan mudah terprovokasi sehingga mudah menyebarkan berita yang belum tahu kebenarannya,”ujarnya. (Medi So/HK)

Bagikan ke :