SUSNO DUADJI : IDDUL FITRI PACU DENYUT EKONOMI KERAKYATAN

2-July-2016, 21:14

PALEMBANG – Beberapa hari ini pasar tradisional, kaki lima dan lapak-lapak, warung ramai dikunjungi pembeli khususnya kelompok ekonomi menengah ke bawah untuk belanja keperluan hari raya Idhul Fitri 1437 H, yang insya Allah bertepatan dengan tanggal 6 Juli 2016.

Ramainya pengunjung pasar tradisional menjelang Hari Raya Idhul Fitri ini membuat perekonomian rakyat di pasar tradisional berdenyut kembali, yang akhir-akhir ini tampak lesu sehubungan turun nya daya beli rakyat kelas bawah karena anjeloknya beberapa harga komeditas pertanian seperti karet dan gabah.

Pada Lahat Online/ Sriwijaya online, Sabtu (02/07) Susno Duadji mengatakan “saya mampir dan ngobrol ke salah seorang penjual sepatu, ia mengatakan bahwa,, lumayan menjelang hari raya penjualan sepatunya naik hampir dua kali lipat dibanding hari biasa, lumayan untuk biaya anak sekolah dan merayakan hari raya,” Katanya.

Demikian juga dikatakan salah seorang penjual pakaian bekas di bawah Jembatan Ampera, jualannya laris manis, hal yang sama dikatakan oleh pedagang sayuran, daging, ayam dan ikan di Pasar Lemahbang Palembang.

Juga begitu hal yang sama dialami pedagang di pasar tardisional yang menjual kebutuhan sembako dan sayuran juga nampak ramai pengunjuang dan banyak yang berbelanja untuk mempersiapkan kebutuhan hari Raya Idhul Fitri, para pendagang nampak ceria karena dagangan mereka laris dibeli.

Lanjut dijelaskan oleh Ketua Umum TP Sriwijaya ini bahwa Pasar tradisional sangat dibutuhkan oleh kelompok ekonomi menengah kebawah karena aneka barang yang dijual ; sandang dan pangan harganya relatif jauh lebih murah dibandingkan harga barang di Mall dan Supermarket, dan nampak jelas ekonomi Syari karena harga didasarkan atas kesepakatan tawar menawar, yang tidak akan ditemukan di mall dan sulermarket karena semua barang harganya sudah dipatok tidak ada tawar menawar,” Jelasnya lagi.

Pasar tradisional menghidupi jutaan rakyat ekonomi lemah, denyut ekonomi pasar tradisional adalah refleksi denyut ekonomi keraakyatan. Pasar tradisional harus direajan, harus drenkvasi harus dimoderenisasi,,,itu ya ! Tapi tanpa penggusuran, saat pedagang masuk ke tempat berjualan semula setelah selesai ditata atau direhab harus tanpa biaya apapun, karena sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya,” Ujar Susno.

Jangan ada penggusuran dengan alasan penataan, jangan ada pemodal besar mengambil alih pasar tradisional dengan alasan investor membantu merehab, dll.. Itulah harapan pedagang tradisional,” Harap Susno duadji.
(Mirhan)

Bagikan ke :