REFORMASI SYSTEM PELAYANAN PUBLIK DENGAN IT MENURUT “SUSNO”

7-June-2016, 21:08

PALEMBANG – Pemilik negeri ini adalah rakyat, pemerintah adalah pelayan rakyat/masyarakat, oleh karenanya adalah hak dari pada rakyat untuk mendapatkan pelayanan terbaik dari pemerintah, pelayanan publik harus prima.

Tolak ukur pelayanan baik/prima adalah cepat, tidak perlu antri, 24 jam pelayanan on, ada kepastian persyaratan yang tidak mengada-ada, biaya yang jelas dan pasti, ada kepastian waktu proses selesai (tidak berlama-lama), sedapat mungkin rakyat tdk perlu datang ke kantor bertatap muka dengan pelayan/ karyawan yang melayani.

“Sudah menjadi gambaran keseharian bahwa pelayanan publik di kantor pemerintah antrian panjang, lama, tidak ada kepastian waktu, tidak ada kepastian persyaratan. Harus datang bertatap muka dengan karyawan yang melayani, bolak balik datang, biaya tidak jelas, dan masih ada yang meminta biaya ekstra.

Presiden sudah bertekad dan berupaya sekuat tenaga untuk membuat pelayanan publik prima dengan berbagai instruksi yang dikeluarkan, sayangnya niat baik Presiden belum sampai ke aparat bawahpelaksana, sehingga keadaan tidak jauh berubah, akibatnya ekonomi biaya tinggi, daya saing Indonesia di fora regional dan global menjadi keok alias kalah,”Ungkap Susno kepada Portal Berita Jeme Kite (LahatOnline.com dan Sriwijayaonline.com), Selasa (7/6).

Bisakah pelayanan publik prima diwujudkan? Tentunya sangat bisa! Tinggal tergantung niat dan kemauan! Banyak instansi swasta dan bumn yang sudah membuktikan!

“Kita ambil contoh, betapa bobroknya pelayanan tiket kreta api dan pesawat, crowded, penuh calo, saat ini berubah total 180 derajat calo habis, pelanggan tak perlu datang ke counter tiket travel atau maskapai.  Cukup dengan klik di ponsel semua sudah beres, bayar juga lewat ponsel, pilih maskapai bebas, pilih harga bebas, pilih tempat duduk bebas, 24 jam standby, kapanpun kita mau, cukup klik di ponsel.

Pelanggan tanpa sadar sudah menjadi karyawan travel dan maskapai yang tidak digaji, perbankan saat ini kita tidak lagi akan temukan antrian pelanggan di counter bank karena semua nasabah tanpa disadari sudah menjadi karyawan bank tanpa dibayar nasabah. Tarik uang sendiri di ATM, mentransfer sendiri bisa lewat internet atau ATM, bisa setor tunai di ATM, bisa chek saldo di ponse dan lainya, hebat kan,” ujarnya.

Berikunya dia juga mengatakan, ada asuransi milik asing yang beroperasi dinegeri ini pelayanan aplikasi nasabah cukup apply lewat ponsel, claim juga lewat ponsel, bayar premi juga transfer lewat posel, ini luar biasa.

“Sekarang perntanyaanya adala pelayanan publik pemerintah bisa seperti itu? sangat bisa kalau mau berubah, hijarah! merubah semua system pelayanan memakai aplikasi /berbasis IT, maka pelayanan akan prima, pungli/suap akan hilang dengan sendirinya.

Kantor pemerintah (kantor gubernur, bupati, walikota, dinas jawatan) akan sepi pengunjung, karyawan/PNS/ASN bisa berkurang drastis, gaji pns bisa dialokasikan untuk pembangunan,” jelasnya.

“Bagaimana kalau alatnya rusak terus /hank terus? Gampang yang harus diperbaiki atau diganti bukan alatnya, tapi pimpinan instansi pelayan publik itu harus diganti , copot!

Kalau pertanyaan berikutnya adalah maukah pemerintah? Jawabanya, harus mau dong! Negeri ini milik rakyat. Ini adalah kewajiban pemerintah untuk melayanai rakyat,” pungkasnya.(*)

Penulis : Indi Sirani

Bagikan ke :