SEMBAKO DIPASARAN BELAKANGAN FLUKTUATIVE

20-March-2016, 15:55

//// ‘Si Merah’ Sempat Buat Kaget Masyarakat
Dinas Terkait Akui Belum Monitor

Belakangan ini, beberapa komoditi favorit harian warga, khususnya sembilan bahan pokok (sembako), seperti ‘si merah’ cabe, tomat, bawang merah dan bawang putih, telur dan yang lainnya sempat membuat pusing banyak orang, terutama kalangan ibu rumah tangga (IRT) dan juga masyarakat konsumen lainnya, dikarenakan tingkat harga yang ada cenderung fluktuatif atau tak menentu, dan menunjukkan arah kenaikan. Anehnya lagi, untuk penyebab sendiri, baik dikalangan pedagang atau juga pemerintah mengaku belum mengetahuinya secara pasti.

Welas (35), seorang IRT yang kesehariannya akrab dengan jual beli komoditi sembako mengaku kaget dengan mendadak melonjaknya harga jual beberapa komoditi sembako yang ada, mulai dari cabe merah segar, tomat, sampai pada komditi telur ayam. Dikemukakannya, untuk cabe merah misalnya, sejak seminggu belakangan, dirinya membeli dengan takaran harga yang tak menentu, di kisaran Rp.70 ribu sampai pernah menyentuh harga Rp.90 ribu per kilonya.

“Agak kaget bae pak, pas belanjo kepasar, cabe regonyo naek drastis nian sempet. Belum lagi yang laen, kayak tomat, timun, jugo naek, dari sebelumnyo Rp3 – Rp.4 ribu per kilo, sekarang sudah dikisaran Rp.7 ribu untuk tomat dan timun. Kalo cabe tadi, tiap harinyo idak menentu, pacak naek, pacak pulo turun,” beber Welas.

Ranti (46), IRT lain yang kesehariannya berbisnis rumah makan saat dijumpai mengaku juga kaget atas perubahan kondisi harga jual beberapa komoditi sembako dipasaran. Dirinya sendiri mengaku, seminggu belakangan ini terpaksa sedikit dibuat memutar otaknya, guna menyiasati konsumsi cabe atau yang lainnya, terkait kenaikan yang ada.

“Disatu sisi kito susah kareno rego naek galo, cuma telur nah yang hari ini nurun, dari rego Rp.50 jadi Rp.30 – Rp.35 ribu per kilonyo, minyak sayur jugo tetap dikisaran Rp.45 ribuan per kilo. Kareno mau tak mau, bisnis dan usaha kito mesti jalan, yo harus pinter-pinter menyiasatinyo dilapangan pak,” ungkap Ranti, dijumpai kemarin.

Anehnya, jika ditanya tentang kemungkinan penyebab naik atau tidak tetapnya harga jual beberapa komoditi sembako tadi, baik itu konsumen sampai pada ke pedagang, kebanyakan mengaku tidak mengetahuinya secara pasti. Ditingkat pedagang misalnya, Japri (48) seorang pedagang cabe mengaku, dirinya tidak mengetahui pasti penyebabnya, tiba-tiba saja, ditingkat agen harganya sudah naik.

“Kalo ditingkat agen bae la naek, kami jugo tepakso naekke rego, terkait untung bedagang dek. Kalo ngomong omzet, sudah biso dipastike kamini menurunlah seminggu belakangan. Semoga bae, kondisi ini idak lamo, dan kedepan biso stabil lagi,” harapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lahat, M Fikriansyah SE MM saat dikonfirmasi terpisah mengaku belum sama sekali mendapatkan laporan dari staffnya dilapangan. Namun, jika memang demikian kondisi yang ada, dalam waktu dekat dirinya akan segera turun kelapangan, guna memeriksa dan memantau kondisi yang ada.

“Kita akan kontrol dan periksa, termasuk nantinya akan mencarikan solusi terbaik yang ada bagi semua pihak,” tegasnya. (CEPY – LAHAT)

Bagikan ke :