PETANI BUAH NAGA HARAPKAN PERHATIAN PEMKAB

16-March-2016, 18:56

//// Potensi Pengembangan Diri Masih Sangat Besar

Ditengah pemerintah kabupaten (pemkab) terus merencanakan ingin menciptakan suatu kawasan atau sentra penghasil buah-buahan di Lahat, satu orang secara pribadi justru sudah mendahuluinya, dan bahkan sejauh ini bisa dikatakan sukses diraih. Ahai (48), seorang pengusaha yang belakangan tertarik melebarkan bisnisnya dibidang agrobisnis, nampaknya bisa dijadikan tauladan ataupun contoh bagi semua pihak kedepannya.

Dimana belakangan, di lahan tak kurang dari 1 hektar (Ha), dari total lahan mencapai 3,5 Ha yang ada, Ahai sudah memulai bisnis bercocok tanam, terutama jenis buah naga merah sejak 3 tahun belakangan, dan bahkan dirinya sudah bisa merasakan banyak manfaat serta keuntungan yang ada. Tak kurang, disetiap panen buah naga merah dari kebunnya, dirinya bisa memanen sekitar 300 kg buah naga merah, dengan kualitas mumpuni.

“Awalnya saya iseng, melihat pameran di Palembang 3 tahun lalu. Saya tertarik, kemudian dengan bermodal sedikit nekad, dilahan yang saya punya, kami mulai bertanam buah naga merah ini,” ungkap Ahai, dijumpai kemarin.

Awalnya, dirinya memang masih begitu kebingungan dengan teknik, pemupukan perawatan sampai pada pemanenan. Namun, dengan menggandeng seorang rekannya, yang notabene merupakan seorang tenaga penyuluh pertanian, saat ini dirinya bisa memetik hasil manis dari kerja kerasnya belakangan.

“Sampai saat ini, tak kurang dari 250 tiang atau sekitar 1000 batang buah naga sudah mulai berbuah, dan dalam sekali panen, hasilnya begitu memuaskan, dan bisalah untuk menambah sedikit penghasilan,” tukasnya lagi.

Namun, Ahai masih mengharap, sekiranya kedepan ada perhatian dari pihak pemkab Lahat, khususnya dari pihak terkait, baik dalam bentuk support pemberian bibit, teknik penanaman sampai pada terpenting adalah membantu memfasilitasi penjualan hasil panen yang ada, demi pengembangan kualitas dan hasil pertanian yang ada.

“Kami disini siap jika ingin dijadikan pusat studi, kita akan saling berbagi teknis, namun sebatas yang kami ketahui. Satu masalah, untuk penjualan, kita masih mencari sendiri siapa calon pembelinya, karena sejauh ini belum ada yang mengatur khusus dari pihak pemerintah,” beber Ahai lagi.

Senada, Hutapea, rekanan Ahai mengatakan, didalam proses penanaman buah naga merah sendiri, sebenarnya tidaklah sulit. Dilahan milik Ahai ini saja contohnya, mereka hanya memanfaatkan jenis pupuk kandang, berupa kotoran ternak. Memang, satu masalah yang masih ada, yaitu mencari pasar yang selalu siap menampung hasil panen buah naga ini sendiri kedepannya.

“Bayangkan saja, jika memang kedepan banyak petani-petani serupa, bukan tidak mungkin Lahat akan menjadi sentra buah naga, yang bisa booming di sumsel atau bahkan sampai ketingkat nasional sekalipun. Disinilah seharusnya peranan pemerintah bermain,” tegasnya.(CEPY – LAHAT)

Bagikan ke :