CEGAH DBD DINKES LAKUKAN FOGGING SMP

1-February-2016, 17:41

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Lahat, dr H Rasyidi Amri MT MKM, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Kesehatan, Ubaidillah SKM MKes menegaskan, Pencanangan fogging sebelum musim penularan (SMP), guna mengantisipasi penyebaran virus impor dari kabupaten/kota lain, misalnya dari Palembang.

“Dimana, sejauh ini angka tertinggi dari Kota Lubuk Linggau peringat penderita DBD, prioritas di daerah padat penduduk karena penularan lebih cepat. Terlebih lagi musim hujan perkembangan nyamuk lebih cepat,” ungkapnya, ditemui, Senin (1/2).

Selain itu, disambungnya, diharapkan masyarakat juga dapat ikut serta dalam hal membasmi jentik dengan program 3M plus, memeriksa jentik berkala, tiap ada penampungan atau air tergenang harus dicek kalau ada jentik di laporkan ke puskesmas maupun dinkes.

“Jangan pernah melupakan 3M plus serta pemeriksaan jentik secara berkala, apabila ada perkembangan biak dari nyamuk, agar segera dilaporkan kepada puskesmas terdekat atau ke Dinkes langsung,” ujar Ubaydilah lagi.

Ubaidillah menerangkan, oleh sebab itulah, di masing-masing harus ada juru pemantau jentik (jumantik) yang berasal dari anggota keluarga bersangkutan, oleh sebab itu, peran serta masyarakat perlu ditingkatkan sehingga program-program berjalan hingga 100 persen.

“SMP telah dilaksanakan pada November, lebih cepat dilakukan fogging. Menjelang akhir musim hujan dilaksanakan hal serupa, sirkulasi akan dilakukan 4 kali fogging dalam setahun daerah endemis, kalau bukan cukup 2 kali saja. Informasi untuk virus Zika di Lahat belum ditemukan, agar masyarakat untuk ekstra hati-hati,” tandasnya.

Terpisah, bupati Lahat H Saifudin Aswari Rivai SE disela meninjau pemogingan disalah satu titik kawasan dalam kota Lahat  juga mendukung penuh upaya yang dilakukan jajaran Dinkes Lahat dilapangannya. Hanya saja memang menurutnya, semua upaya yang ada takkan berhasil jika tanpa diiringi dengan peran serta aktif dari kalangan masyarakat umum yang ada.

“Manfaatnya kan untuk masyarakat itu juga. Jadi, tak salah kiranya jika semua program yang dilakukan ini bisa juga didukung penuh oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali adanya,” tegas Aswari.

Tak dipungkiri orang nomor satu di Lahat ini, dilapangan masih sangat banyak sekali potensi menjangkitnya penyebaran penyakit DBD sendiri. Rata-rata, penyebabnya justru datangnya dari sikap masyarakat itu sendiri yang kurang membiasakan ataupun memperhatikan mengenai kondisi lingkungan sekitarnya.

“Kondisinya masih banyak genangan air yang didiamkan, belum lagi lingkungan yang kotor ditengah-tengah masyarakat. Nah, disini pun sebenarnya sudah jadi pemicu utama banyaknya kasus DBD dilapangan, coba jika kita sama-sama perhatian, insya Allah, semuanya akan lebih baik lagi,” ungkapnya. (BOIM- LAHAT)

Bagikan ke :