PT ARTRA PRIEGLE GATE : PEMBONGKARAN PORTAL GAGAL

25-June-2015, 22:34

LAHAT – Kisruh mengenai lahan kembali dan lagi-lagi terjadi di bumi seganti setungguan, setelah sebelumnya sempat ada aksi protes warga, hingga berujung ke pemortalan akses jalan, Kamis (25/6) ada suatu rencana pembongkaran portal jalan di areal perkebunan kelapa sawit PT Artha Prigel, namun nyatanya harus gagal.

Hal ini dikarenakan, ratusan warga memilih tak bergeming, alias bertahan di lokasi pemortalan yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Lahat itu. Sejumlah anggota polisi dari Polres Lahat sempat berjaga di tempat itu, juga nampak tak bisa berbuat banyak.

Kasat Intel Polres, AKP Andi Safril dan Kapolsekta Lahat, AKP Saepulloh dihadapan warga meminta agar warga menghentikan sementara aksi pemortalan jalan itu selama seminggu.

Sebenarnya warga bersedia awalnya, dengan persyaratan pihak perusahaan perkebunan sawit itu juga menghentikan aktivitasnya dan warga  menginginkan perjanjian antara warga dan pihak perusahaan secara tertulis.

“Masyarakat mau saja istirahat seminggu tapi harus ada kesepakatan tertulis dengan pihak perusahaan, dan perusahaan juga harus berhenti,” ujar Dedi Suyata, salah seorang koordinator warga di TKP.

Karena sampai beberapa saat ditunggukan, dilokasi tidak ada perwakilan perusahaan yang hadir, maka tidak ada kesimpulan. Hingga petang tidak ada perwakilan perusahaan yang hadir di tempat itu, maka aparat kepolisian dari Polres dibantu personil TNI dari Koramil Lahat yang ada di lokasi, membiarkan warga melanjutkan aksinya, yaitu melakukan pemortalan.
  
“Kita akan bagi kelompok yang berjaga bergantian, jika mobil perusahaan jangan disuruh masuk, kalau keluar boleh,” ujar seorang warga lainnya dihadapan rekan-rekannya.

Untuk diketahui, aksi warga memortal jalan masuk areal kebun kelapa sawit itu sudah berlangsung hampir sebulan. Warga memasang pagar dari kayu dan kawat melintang di jalan, dan hanya menyisahkan badan jalan sekitar 2 meter saja agar kendaraan kecil dapat melintas.

Warga juga mendirikan tenda ukuran sekitar 4 meter x 8 meter di tempat itu. Keseriusan warga melakukan aksi itu juga terlihat dengan membawa genset untuk penerangan dan membawa alat  memasak.

Pemortalan yang dilakukan warga Desa Padang Lengkuas itu, karena warga meminta dilakukan pengukuran ulang lahan HGU perusahaan itu. Warga mengklaim ada lahan eks desa mereka yang saat ini telah ditanami sawit oleh perusahaan perkebunan itu. (CEPY LAHAT)

Bagikan ke :