KEKESALAN PARA PETANI SUDAH MEMUNCAK KARENA BELUM ADA ITIKAD BAIK DARI PERUSAHAAN HSK

1-March-2018, 19:30

BANYUASIN — Rapat mediasi penyelesaian dampak kumbang tanduk (wawong) yang diduga ditimbulkan dari penggarapan lahan baru PT. Hanuraba Sawit Kencana (HSK) bertempat di kantor Desa Manggar Raya Kec.Tanjung Laga, Banyuasin Sumatera Selatan Belum menemukan kata sepakat, Rabu (29/02) kemarin.

Kekesalan warga saat ini sudah sangat memuncak Pasalnya belum ada etikad baik dari perusahaan untuk memberikan taliasih guna meringankan beban warga yang terdampat langsung matinya ribuan pohon kelapa sebagai mata pencarian pokok.

Imam (35) Warga setempat sekaligus petani menuturkan, lahan miliknya hampir 5 hektar mati secara masal itu baru saya belum yang 260 hektar lebih kurang lahan kelapa warga lainnya, jelasnya saat menyampaikan keluhan dalam rapat mediasi.

“Kejadiannya di tahun 2010 lalu, pada waktu itu perusahaan HSK membuka lahan baru pohon yang di tebang di tumpuk sehingga membusuk jadi sarang dan tempat berkembang biaknya, berjanji akan bertanggung jawab, memberikan ganti rugi bisa di ganti dengan bibit atau diuangkan perpokok batang kelapa 100,000,” tuturnya

Tidak terasa waktu sudah berlalu 7 tahun begitu juga kepala manager PT. HSK juga sudah 7 kali berganti miris memang warga di buai janji manis tak kunjung berbuah ganti rugi.

“Jelas perusahan tidak beretika sudah tujuh tahun kami hanya janji tok wajar kalau emosi warga memuncak denganpemortalan jalan desa yang biasa di gunakan PT. HSK untuk melintas membawa hasil panen buah sawit,” tegasnya.

Langkah tegas pemerintah tunggu atas segala kerugian selama ini, bayang kan saja waktu itu 5000 buah kelapa sudah panen setiap empat bulan sekali di kali 2000 rupiah per buah sudah seratus juta uang kami hilang, terpaksa untuk menyambung hidup jagung dan tanaman lainnya menjadi harapan untuk bisa tetap hidup, “Ketegasan pemerintah harapan terakhir kami walau harapan itu sudah mulai pudar,” harapnya.

Anggota DPRD Banyuasin Lili Antaladewa menangapi penomena ini, butuh kekompakan bersama dalam hal ini masyarakat jangan terprovokasi, berujung pada tindakan melanggar hukum. Memang beberapa kali mediasi sudah menemukan kata sepakat tetapi perusahaan yang selalu ingkar dengan alasan pimpinan perusahaan ada pergantian.

“Kami sebagai wakil rakyat terus mendorong dan berupaya semaksimal mungkin agar ganti rugi cepat terealisasi, selama ini masyarakat mungkin terlalu percaya dengan perusahaan akhirnya mediasi dan kata sepakat di tingkat desa dan kecamatan diabaikan karena tidak di tuangkan dalam notulen kesepakatan, untuk kedepan jangan demikian supaya bisa di pertanggung jawabkan,” ujar dia.

Sementara Kasi Tata Pemerintahan Kabupaten Banyuasin Pujianto menuturkan akan mengundang kembali pihak management perusahaan PT. HSK agar dapat duduk bersama saling berkomunikasi apa yang menjadi penyebab belum juga ada realisasi dari perjanjian dengan masyarakat.

“Kasihan dengan masyarakat sudah begitu lama berharap ada ganti rugi atau konvensasi, yang jelas akan kita jadwalkan lagi pertemuan, agar jelas apa yang melatar belakangi tidak kunjung terkadang kesepakatan yang sudah di buat,” tutupnya

Hadir pada kesempatan itu, Camat Tanjung Lago, Tiga Kasat dilingkungan Polres Banyuasin serta 200 warga yang terdampak kumbang tanduk (wawong). (Adam)

Bagikan ke :