Relokasi Pedagang Tersendat , Sebelum Pasar Inpres Dibangun Pemerintah

15-August-2016, 21:51

LUBUKLINGGAU – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (DKUMKMPP) untuk merelokasi pedagang, nampaknya tidak akan terwujud sebelum dibongkarnya Pasar Instruksi Presiden (Inpres) Blok A dan Blok B.

Pasalnya, pedagang tetap menolak untuk menempati lapak yang disediakan kalau Pasar Inpres belum dibangun kembali oleh pemerintah. Akibatnya, lapak dan kios yang dibangun pemerintah di PBS terbengkalai karena tidak ditempatkan oleh pemiliknya.

“Kami tahu kalau kondisi pasar sudah memprihatinkan. Tapi tetap tidak adil kalau tidak dilakukan secara serentak, dan hanya dengan alasan kondisi pasar sudah memprihatinkan. Dan jujur, disana pembeli jauh lebih ramai dibandingkan di tepat yang disediakan oleh pemerintah,” kata salah seorang pedagang, yang enggan disebutkan namanya.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala DKUMKMPP, Kahlan Bahar melalui Kabid Pasar, Aris saat dijumpai dikantornya, Senin (15/8). Ia mengatakan kalau relokasi bisa dilakukan, kalau adanya pembangunan di Pasar Inpres.

“Namun upaya agar mereka mau segera pindah terus kita lakukan. Pendataan sudah dilakukan, ada 500 pedagang di Blok A dan Blok B diluar kios yang akan kita relokasikan ke Pasar Bukit SUlap (PBS) atau Pasar Simpang Periuk (PSP),” jelas Aris.

Sama halnya pedagang-pedagang di PBS, yang berjualan diluar lapak yang tersedia. Ia mengaku, meskipun direlokasi ke lapak yang kosong, setelah itu akan ada pedagang baru yang menggantikan.

“Sering kita rapikan, terutama mereka yang berjualan di median jalan yang mengganggu para pembeli. Karena ketika pukul 14.00 WIB sampai malam sangat sulit untuk motor dan mobil masuk. Tapi begitu kita rapikan, besok sudah digantikan dengan pedagang lainnya. Itu kendala yang kami hadapai saat ini, dan solusinya terus kita himbau dan berikan pemahaman,” jelasnya.

Pihaknya pun berharap, kedepan agar pedagang terutama yang ada di Pasar inpres Blok B untuk segera pindah. “Himbauan, peringatan secara tertulis serta sosialisasi kita rutinkan, mengingat kondisi pasar sudah sangat memprihatinkan,” harapnya. (LO-W3)

Bagikan ke :