Budaya Membutuhkan Toleransi dan Kepedulian

2-June-2016, 20:17

LUBUKLINGGAU – Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe membuka dan menghadiri dialog budaya Sumatera Selatan (Sumsel), kegiatan ini diadakan di objek wisata Bukit Sulap Kelurahan Ulak Surung, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kamis (2/6).

H SN Prana Putra Sohe menyampaikan bahwa Indonesia salah satu negara yang penduduknya sangat majemuk, dan terdiri dari suku bangsa lebih kurang 257 suku bangsa Indonesia yang tersebar di seluruh kawasan Nusantara.

“Potensi budaya di Kota Lubuklinggau khususnya terdiri dari berbagai bentuk, seperti beragam jenis kesenian, kerajinan tradisional, arsitektur, bangunan rumah, serta upacara-upacara adat sebagai hasil pemikiran dan kreasi leluhur kita yang di dalamnya terkandung citra, kendatipun belum lengkap dan menyeluruh,” ungkap H SN Prana Putra Sohe.

Diakui H SN Prana Putra Sohe, kehidupan masyarakat Kota Lubuklinggau pada garis besarnya menunjukkan suatu kelompok tata kelakuan atau adat istiadat yang dalam prakteknya berwujud cita-cita, norma-norma, pendirian, kepercayaan, sikap, aturan, hukum undang-undang, dan sebagainya. Betapapun sederhananya, setiap masyarakat selalu menginginkan hidup yang aman, tenteram, dan sejahtera. dengan kata lain, setiap masyarakat harus taat dan patuh terhadap adat istiadat dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

“Tapi perlu disadari bahwa tidak semua adat istiadat berdampak positif, ada juga sebagian yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman di Provinsi Sumatera Selatan khususnya Kota Lubuklinggau terdapat beragam suku bangsa antara lain suku bangsa Lampung, Jawa, Sunda, Minangkabau, Bali, Palembang, Melayu, Batak, dan lainnya. Melalui dialog budaya inilah nantinya kita dapat melihat  kemajemukan masyarakat di Kota Lubuklinggau dengan segala budayanya, sehingga keragaman dan kemajemukan tersebut dapat terjembatani melalui dialog budaya ini. diharapkan juga dengan adanya kegiatan ini, mereka saling memahami, saling mengerti, mempunyai toleransi karena adanya perbedaan latar belakang kebudayaan tersebut,” ungkap H SN Prana Putra Sohe.

Orang nomor satu di lingkungan Pemkot Lubuklinggau ini mengaku melalui kegiatan ini juga dapat memberikan wawasan kebudayaan, terutama bagi generasi muda dan masyarakat umum agar dapat menyelami nilai-nilai budaya secara arif sehingga kebudayaan yang akan ditumbuh kembangkan tidak kehilangan jati diri.

“Selain butuh toleransi, juga dibutuhkan kepedulian. Sama seperti adat dan budaya, rasa kepedulian gotong royong jangan pernah pudar. Dan ini tugas kita bersama untuk menjadi hal itu,” pesannya.(LO-W3)

Bagikan ke :