PEMKAB ‘ACUHKAN’ NASIB 50 KK MERAPI PASCA KEBAKARAN

19-January-2016, 14:58

//// Pasca Kebakaran Menimpa Huniannya
Pemkab Belum Berikan Perhatian dan Bantuan

Sedikitnya, 50 kepala keluarga (KK) di dusun VI, Desa Arahan, Kecamatan Merapi Timur harus kehilangan tempat tinggal, dan belum tahu nasibnya kedepan. Hal ini setelah sebelumnya pada tanggal 27 Desember silam, rumah mereka ‘ludes’ akibat amukan ‘sijago merah’. Buntutnya, puluhan keluarga ini bersama anak istrinya harus menghuni camp-camp kosong yang ada di lokasi perkebunan PT Sinar Mas.

“Ai kami cuma biso pasrah pak pasca kebakaran dulu. Untunglah perusahaan tempat kami bekerja ini masih mampu menampung kami dengan memberi izin untuk menempati camp kosong ini,” ujar Samsudin, salah seorang korban.

Diakuinya lagi saat dibincangi wartawan, hingga hari ini pihak korban kebakaran yang mayoritas karyawan PT Sunar Mas ini, belum mendapat perhatian serta bantuan dari pihak pemkab Lahat yang berarti.

“Sampai sekarang ini, kami hanya pernah mendapat bantuan berupa beras sebanyak 5 kilo untuk masing-masing KK. Itu pun hanya untuk bertahan beberapa hari saja,” ungkap Salmudin, warga lainnya.

Mewakili keluarga lainnya, Salmudin berharap, agar pihak pemkab kiranya dapat membantu korban kebakaran ini, khususnya memberikan bantuan bangunan perumahan bagi mereka, entah bagaimana sistem dan caranya kedepan. Mereka ingin dan sangat merindukan kembali bisa tinggal di rumah yang benar-benar memiliki kenyamanan, bukan di dalam camp-camp perusahaan yang kondisinya jelas alakadarnya.

“Kalau bisa, tolong pihak pemkab meninjau keadaan kami disini. Sekaligus kalau ada, kami mohon bantuan dari pemkab Lahat,” tandasnya lagi.

Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Merapi Timur yang menemani rombongan warga yang bermaksud menghadap ke bupati Lahat ini, Herman mengaku sangat prihatin dengan kondisi parah korban kebakaran, yang diketahui belakangan juga mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah tersebut.

“Kalau menurut saya, tidak ada salahnya juga pihak pemerintah peduli dengan kondisi mereka, yang tinggal rata-rata di hunian alakadarnya saja,” pungkas Herman.(CEPY – LAHAT)

Bagikan ke :