POTRET KEMISKINAN BAPAK NGATIJO WARGA LAHAT TENGAH

5-February-2018, 13:52

LAHAT TENGAH – Sungguh malang nasib keluarga Bapak Ngatijo (72), warga RT.006/RW.002 Kelurahan Lahat Tengah, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat bertahun-tahun tinggal di rumah reot alias rumah tidak layak huni (rutilahu) yang berukuran 2×4 meter.

Sebenarnya, keluarga Ngatijo ingin sekali memiliki rumah yang bagus. Namun bagi keluarga itu ibarat mimpi disiang bolong, sedangkan penghasilan kesehariannya Bapak Ngatijo bekerja sebagai penjual ayam. Jangankan untuk membagun rumah, untuk biaya makan sehari-hari pun keluarga ini susah.

‪“Kita sudah lama menempati rumah ini, untuk biaya makan sehari-hari saya bekerja jualan ayam milik tetangga yang menyuruh jual ayamnya terkadang jual ayam milik kawan dipasar dengan pengehasilannya tidak menentu,” ungkap Ngatijo kepada Lahat Online, Senin (5/2/18) saat di jumpai tempat.

Kediamannya Bapak Ngatijo memang miris dengan kondisi bangunan yang menumpang disampng rumah tetangganya itu terlihat dinding papan yang sudah rapuh, atap terbuat dari seng yang sudah bocor serta lantai masih tanah itu ditempati oleh Bapak Ngatijo dan ada satu kamar terpisah sebagai tempat tidur putrinya bernama Wiwit Wulan Sari.

“Ya tempat ini kita numpang dengan orang di sebelah, dan istri (ibu Wiwit red) sudah lama pergi,” certinya lagi

Untuk menyambung kebutuhan hidup dari rejeki sehari harinya yang didapat Bapak Ngatijo dari hasil jualan ayam ia belikan beras raskin, “Alhamdulillah dari hasil jual ayam dapat untuk makan, kita bisa beli beras raskin sekilonya Rp. 3000 sekali beli dapat 20/Kg. Alhamdulilah Wiwit saat ini merupakan siswi Kelas VII (sembilan) SMPN 1 Lahat. Dan dia anak yang rajin sering bantu-bantu tetangga berjualan keripik dapat untuk uang jajannya,” kata Ngatijo.

Saat ini kondisi Bapak Ngatijo usianya sudah tua sering mengalami sakit, sehingga tidak dapat bekerja rutin seperti dulu lagi. “Saat ini sering sakit malaria badan terasa dingin menggigil dan gatal, jika sakit tidak dapat kerja,” ceritanya.

Kepala Sekolah Drs. Pranoto melalui Saparudin Sabar waka kesiswaan didampingi salah satu guru Ria Okta Via, S.Pd. mengatakan dimana Pihak sekokah Wiwit Wulan Sari, yang saat ini menempuh pendidikan di bangku kelas VII SMPN 1 Lahat ini di kenal anak yang rajin dan aktif. Sering kesehariannya Wiwit (sapa Wiwit Wulan Sari) ini membawa jajanan seperti keripik dari tetangganya yang ia jual di sekolah.

“Kesehariannya wiwit ini sering bawak keripik tetangganya yang dia jual kesekolah, dari jualanya itu dapat tuk uang jajannya terkadang kita beli kita kasi lebih. Melihat keberadaan kondisi kelurga seperti ini kita kasihan. Alhamdulllah setiap tahun Wiwit mendapatkan bantuan PIP (Program Indonesia Pintar) yang di peruntukan untuk kelengkapan sekolahnya,” terangnya.

“Tetapi Wiwit ini tidak melihatkan keadaanya, dia tetap seperti anak-anak lainnya, anaknya terlihat rajin dan aktif di PMR. kemarin sempat mewakili SMPN 1 Lahat untuk mengikuti kegiatan di palembang, semua guru-guru SMPN 1 Lahat sudah tahu kondisi keluarga Wiwit” sambung Ria Okta Via, S.Pd.

Disamping itu Wiwit Wulan Sari bercita – cita ingin melanjutkan pendidikannya ke SMAN 1 Lahat, karena katanya jarak dari rumanya dekat cukup dengan jalan kakai.

“Nanti berkeinginan masuk ke SMAN 1 Lahat, dekat dari rumah,” cerit Wiwit

Kendati, Saparudin Sabar berharap kepada Wiwit agar kiranya dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah yang di inginkanya. “Kami berharap, agar pihak sekolah dapat menerima Wiwit,” cakap Saparudin menambahkan.

‪Sementara itu, warga lainnya Ardo menuturkan, ia turut prihatin dengan kondisi yang dialami Bapak Ngatijo dan Wiwit bertahun-tahun mendiami rumah tersebut sekalipun tidak layak huni. ‪”Sudah rumah kecil, tak layak huni, dan ditempati 2 orang anak dan bapak,” katanya sedih.

Untuk itu, berpesan, agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat segera turun tangan memberikan tempat atau rumah yang layak ditempat, karena tempat yang dia tempati saat ini bukanlah miliknya pribadi. “Sudah merupakan kewajiban pemerintah untuk memperhatikan nasib rakyatnya. Terlebih nasib keluarga seperti Bapak Ngatijo ini,” Ardo berharap.

(Mirhan)

Bagikan ke :