Mengingat Tanggung Jawab Sebagai Kepala Keluarga, Sambil Menangis Juarsah Minta Blokir Rek Dibuka

28-September-2021, 20:11

Palembang, sriwijayaonline.com – Terdakwa Juarsah yang merupakan Bupati Muara Enim nonaktif menangis meminta kepada Majelis Hakim Tipikor Palembang untuk memerintahkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK membuka blokir rekening, Permintaan Juarsah ini diungkapkan nya saat persidangan dugaan korupsi proyek di Muara Enim yang diketuai hakim Sahlan Efendi SH, MH di PN Tipikor Palembang

Diketahui, Rekening yang diblokir adalah milik Juarsah, istri, dan anak -anaknya. Selasa (28/9/2021).

“Saya memohon yang mulia untuk memerintah JPU KPK untuk membuka rekening milik istri dan anak-anak saya,” Ucap Juarsah memohon sambil menangis di hadapan majelis hakim

Menurut Juarsah, semua ATM-nya, istri termasuk rekening anaknya yang masih kuliah diblokir.

“Saya merasa terzolimi yang mulia,” Kata Juarsah.

Saat hakim menanyakan berapa uang yang ada. Juarsah tak kuasa menahan air matanya menjawab pertanyaan Hakim, dirinya mengatakan, uang yang disita KPK tidak ada sangkut pautnya dengan kasus yang tengah menjeratnya.

Juarsah menyatakan, jika dirinya memiliki dua rekening atas nama pribadi yang disimpan di Bank Sumsel Babel sebesar Rp400 juta, sedangkan di ATM BCA sekitar Rp50 juta.

“Saya mohon yang mulia mengizinkan membuka blokiran rekening keluarga saya,” jelasnya.

Selain itu Dalam sidang agenda keterangan terdakwa, Juarsa membantah jika dirinya menerima sejumlah uang, dan hadiah seperti yang dikatakan oleh para saksi di persidangan sebelumnya.

“Dalam kasus ini saya tidak pernah ikut dan diikut sertakan dalam urusan proyek di Muara Enim. Saya sama sekali tidak mengetahui tentang proyek terlebih aturan fee didalamnya, ” Jelas Terdakwa Juarsah saat sidang.

Ketika dibincangi usai persidangan, terdakwa Juarsah merasa sedih mengetahui istri dan anaknya tak bisa menggunakan uang yang ada untuk keperluan sehari-hari. Sementara dirinya harus mendekam di dalam penjara.

“Apa yang dituduhkan ke saya itu tidak ada, saya benar-benar merasa dizolimi,” Tambah nya

Dirinya juga membantah pernyataan saksi Elfin Mz Muchtar dan Ahmad Yani dalam dakwaan terkait istri dan anaknya menerima uang untuk maju dalam Pileg 2019 lalu.

Usai mendengarkan keterangan terdakwa, Saipuddin Zahri SH MH, kuasa hukum terdakwa Juarsah, mengatakan jika dalam persidangan JPU tidak bisa membuktikan alat bukti yang lain

Tidak ada yang bisa dibuktikan dari dakwaan JPU. Baik dari sadapan komunikasi, monoton sekali, datar saja, itu terbukti dengan keterangan terdakwa yang tidak tahu sama sekali apalagi mengenai adanya aliran dana yang diterimanya” ujar Saipuddin yang diwawancara usai persidangan, Selasa (28/9).

Saipuddin juga mengatakan jika pemblokiran rekening keluarga kliennya tersebut sangat disayangkan. Pasalnya ia menilai tidak ada kaitannya dalam kasus ini.

(Mail)

Bagikan ke :