KELANGKAAN GAS ELPIJI 3 KG TAK SIGNIFIKAN, SEHARI MASUK 560 TABUNG

30-September-2021, 19:35

PAGAR ALAM, SO – Sebagian masyarakat Kota Pagar Alam kelimpungan, pasalnya gas elpiji 3 Kg sempat langka di pasaran. Mereka mempertanyakan kelangkaan pasokan gas tabung melon itu yang sudah terjadi beberapa hari, Kamis (30/9).

Salah seorang warga Pagar Alam Handoko mengungkapkan, kelangkaan Gas elpiji 3 Kg sudah berlangsung beberapa hari, dirinya mengaku sudah berusaha mencari dibeberapa tempat penjual Gas elpiji 3 Kg namun semua kosong.

Dikatakan Handoko, Akibat kelangkaan Gas elpiji 3 Kg ini mengakibatkan warga khususnya pedagang kuliner merugi dikarenakan sempat tidak berjualan karena kehabisan Gas.

“Yang pasti dampaknya banyak, apalagi bagi kami pedagang kuliner ini, kemarin sempat tidak jualan karena tidak ada Gas,” ungkap dia.

Terkait hal ini saat dikonfirmasi Kepala Disperindagkop melalui Kasi Pelayanan Konsumen Weli Harianto, SE, MM mengatakan, pihaknya langsung melakukan pengecekan langsung ke lapangan.

Dikatakan Weli, sejauh ini tidak ada kelangkaan Gas elpiji 3 Kg secara significan, bahkan hari ini pihaknya mengawal langsung agen membagikan Gas elpiji bersubsidi kepada tiga pangkalan. Degan rincian pangkalan belakang Alun-alun Utara sebanyak 210 tabung, pangkalan terminal Nendagung 210 tabung dan pangkalan Talang darat sebanyak 140 tabung total keseluruhan 560 tabung.

“Iya dek tadi saya langsung melakukan pengecekan ke pangkalan, serta ikut agen membagikan gas 3kg subsidi ke pangkalan,” kata dia.

Lebih lanjut Dirinya menuturkan, bahwa sebenarnyo tidak ada kelangkaan signifikan, untuk Kota Pagar Alam sehari terdapat 7 truk dari SPDE Lahat untuk 4 agen di Pagar Alam.

” Terkendala di transportasi, yang biasanya sehari 7 truk sekarang cuma 4 truk, 1 truk muatan 560 /Tabung gas 3kg, insyaallah akan normal kembali,” imbuhnya.

Weli juga menegaskan kepada pihak pangkalan untuk menjual gas elpiji 3 Kg secara skala prioritas, yakni mendahulukan terlebih dahulu warga didaerah pangkalan masing-masing agar pembagian gas tersebut terbagi secara merata.

“Dahulukan dulu masyarakat daerah Kecamatan masing-masing, kemudian tidak boleh ada masyarakat yang dibagi lebih banyak semua harus merata,” pungkasnya. (Lianpga)

Bagikan ke :