DR. RASYIDI : “BELUM DI TEMUKAN, REMAJA KONSUMSI AIR REBUSAN PEMBALUT WANITA”

12-November-2018, 15:16

LAHAT – Saat ini dibeberapa wilayah di Indonesia gempar adanya Remaja mengkonsumsi air rebusan pembalut wanita, Senin (12/11)

Sampai hari ini, Menurut dr. Rasyidi Kepala Dinas Kesehatan di kabupaten Lahat belum di temukan adanya remaja yang mengkonsumsi air Rebusan pembalut wanita

Pada Lahat Online, dr. Rasyidi mengatakan “Untuk kasus pembalut wanita yang lagi marak di TV yang konon bisa memabukkan sampai saat ini belum ditemukan di wilayah Sumsel umumnya dan Lahat khusus nya.”

Untuk kasus tersebut masih dalam tahap pemeriksaan di laboratorium apakah memang benar terdapat zat zat yang dapat memabukkan

“Dan apabila ditemukan, Pihak Dinas Kesehatan akan melakukan langkah cepat dan akan mensosialisakan kemasyarakat yang nantinya akan berkomunikasi dengan Instansi Instansi terkait untuk mengatasi hal tersebut”. Jelasnya.

Selanjutntya dr Rasyidi, menghimbau kepada masyarakat khususnya para orang tua supaya mengawasi aktifitas anak anaknya agar jangan sampai mereka terjerumus dengan apa yang menjadi kekhwatiran saat ini.

Perlu diketahui bahwa Pihak Dinkes lahat akan berkoordinasi dan berkonsultasi dg BBPOM Palembang sampai terdapat kepastian / hasil pemeriksaan tersebut”. Ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, bahwa air rebusan  Pembalut wanita,  mengandung zat kimia, yang dapat menyebabkan manusia menjadi Fly (mabuk)

Diperoleh informasi dari websiye resmi Yayasan Lembaga Konsumen I donesia, Dalam pengujiannya YLKI menggunakan sampel yang diperoleh dari ritel, dengan menggunakan metode Spektrofotometri.

“Dari hasil pengujian YLKI, 9 merek pembalut dan 7 merek pentyliner semua mengandung klorin dengan rentang 5 s/d 55 ppm.

Kandungan klor yang paling tinggi (54.73 ppm) pada merek Charm dan pada pantyliner kandungan klor tertinggi pada merek V Class (14,68 ppm).

Sedangkan kandungan terendah pada pembalut Softness standard Jumbo Pac (6.05 ppm) dan pantyliner Laurier Active Fit (5.87 ppm).

Tidak hanya uji lab, YLKI juga menganalisa label produk pembalut dan pantyliner.

Data menunjukan sebagian besar (52%) produk tidak mencantumkan komposisi pada kemasan produk dan sebagian besar (57%) produk tidak mencantumkan tanggal daluarsa.

Dan dari hasil pengujian serta analisa label bahwa pembalut dan pantyliner yang berasal dari kertas memiliki kadar klorin lebih tinggi dibandingkan yang berasal dari kapas,” demikian hasil pengujian yang disiarkan melalui siaran pers pada 2015 tersebut.

Selain itu,  dari Naturally Savvy, Pembalut wanita juga tak hanya mengandung klorin, pembalut juga diketahui menggunakan bahan lainnya dimana bahan tersebut berguna untuk menyerap cairan.

Misalnya saja, pembalut menggunakan bubuk Sodium Polycrylate, yaitu polimer sintetis yang digunakan dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi lainnya karena kemampuannya menyerap sebanyak 200 hingga 300 kali massanya dalam air.

Sodium Polycrylate ini terlihat seperti bubuk putih ketika kering.

Namun, bubuk itu akan berubah menjadi zat seperti gel ketika basah, dan terutama digunakan sebagai agen pengental.

Sodium Polyacrylate juga digunakan dalam berbagai formula karena sifat-sifat lainnya, termasuk sebagai agen penyerap, penstabil emulsi, emolien, dan agen peningkatan viskositas.

Sodium Polyacrylate juga digunakan dalam bahan pembersih dan deterjen karena kemampuannya untuk mengikat elemen air keras seperti kalsium dan magnesium, memungkinkan surfaktan bekerja lebih efektif.

(ALI)

Bagikan ke :