ALAMI SAKIT LUMPUH TOTAL, HERMANYANTO DISARANKAN DIRAWAT INTENSIF DI RUMAH SAKIT

6-September-2018, 13:02

PALI– Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir melalui Kepala dinas Kesehatan (Kadinkes) PALI dr H Muzakkir, hari ini (06/09/18), bersama beberapa orang staff dan Bidan Kelurahan Bhayangkara, melihat langsung kondisi Hermanyanto (38) yang dikabarkan telah mengalami kelumpuhan selama kurang lebih tiga tahun.

Kadinkes PALI dr. Muzakkir mengungkapkan, Jika Hermanto (pasien;red) mau dirawat di rumah sakit, seluruh biaya perobatan akan ditanggung oleh Pemkab Pali.

Namun, sebagaimana yang disampaikan oleh Pasien dan keluarganya, yang membuat keluarga tidak mau dirawat di rumah sakit karena masalah biaya pengobatan serta biaya hidup keluarganya. Terkait masalah ini Muzakkir menegaskan, Pihaknya akan menyiapkan rumah singgah untuk keluarga pasien. Mau di PALI sendiri, mau di kota Palembang, Prabumulih atau Muara Enim , yang tentunya lokasi rumah singgahnya dekat dengan rumah sakit.

“Pemerintah yang akan membiayai pengobatan pasien ini. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait antara lain Dinas Sosial Kabupaten PALI.
Tetapi perlu kami jelaskan, dari hasil diagnosa, untuk luka dibagian punggung dan kaki pasien bisa disembuhkan namun perlu perawatan intensif. Sedang untuk lumpuhnya, mungkin dibutuhkan tindakan dan memakan waktu cukup lama,” jelas dr. Muzakkir.

Sementara itu menurut pengakuan Hermanyanto dan isterinya, Kelumpuhan yang dialaminya telah berlangsung lebih dari tiga tahun dan meski telah diobati dengan berbagai cara, tetapi sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh.

“Kejadian sudah lebih dari tiga tahun. Saat itu aku terjatuh dari Pohon Petai setinggi 15 meter. Saat kejadian, aku sendirian memanjat pohon tanpa mengajak teman, sehingga tidak ada orang yang mengetahuinya. Ketika jatuh dalam posisi duduk, badan aku tidak dapat lagi digerakkan, membuat aku bertahan semalaman di lokasi kejadian sampai pagi harinya istriku menemukan aku,” tutur Hermanto dengan mimik sedih.

Ia mengaku telah berobat ke rumah sakit dan bantuan pemerintah kabupaten PALI sering dia dapatkan. Tetapi saat pulang dari rumah sakit dan diarahkan dokter untuk kontrol dan berobat jalan, dirinya kesulitan karena kondisinya lumpuh.

“Menuju rumah sakit memang tidak begitu jauh, tetapi karena kondisi lumpuh dan akses rumah kami hanya bisa dilalui sepeda motor, jadi aku hanya diam di rumah karena tidak mau merepotkan orang lain apabila harus berobat jalan,” tukasnya.

Selama Hermanyanto sakit, tulang punggung keluarganya diambil alih sang istri, yang hanya menjadi buruh nyadap karet untuk menghidupi keluarga dan tiga orang anaknya.

“Tidak ada pilihan lain pak, aku harus menghidupi keluarga dengan menyadap karet. Sepulang menyadap aku rawat suami aku dan memberikan obat seadanya, sebab kalau dirawat lama di rumah sakit, selain harus ditunggu yang tentunya butuh biaya juga aku tidak bisa mencarikan nafkah,” ungkap Ema (33) istri Hermanyanto saat dibincangi oleh awak media. (VOLIS/SO/PALI)

Bagikan ke :