NENEK NASAM JALANI HARI TUA SEBATANG KARA

9-December-2017, 09:52

PAGARALAM, SO – Kemiskinan di Kota Pagaralam harus menjadi perhatian serius. Seperti nasib malang yang dialami Nasam (70), seorang nenek Lanjut Usia (Lansia) yang tinggal sebatang kara. Nasam tinggal di rumahnya sendiri, di Kampung Puncak Kelurahan Tumbak Ulas, Kecamatan Pagaralam Selatan Kota Pagaralam namun dengan fasilitas yang jauh dari kata layak.

Ironinya, nenek lanjut usia tersebut terpaksa melakukan aktivitas seorang diri. Anaknya yang merantau jauh tak bisa menemani hari tuanya. Sedangkan menantu di sebelah rumahnya tidak memperdulikan kondisi Nasam yang sudah renta. Bahkan, telinga dan matanya sudah tidak jelas mendengar dan melihat.
“Saya makan dan masak sendiri, ada beras setengah canting, untuk keperluan saya sendiri. Tapi terkadang, saya minum air dingin mentah karena tak sempat masak. Saya tidur di atas ranjang ini, tanpa selimut, karena selimut diambil sama menantu saya,” ujar suara tua yang sedikit serak.

Perawakan Nasam sendiri tak menunjukkan bahwa ia baik baik saja. Dia tetap bisa makan saja sudah cukup. Rumahnya memang berdinding beton bata, namun dalamnya hanya seukuran 3 kali 3 meter, dengan alas tanah. Di dalamnya semua berserakan, hanya ada kursi papan kusam, meja kayu rapuh, rak piring lama dari kayu, piring kotor, kompor minyak tanah dan tempat tidur. Nasam tak punya barang berharga.
“Saya sudah pasrah, hanya tinggal menunggu dijemput yang maha kuasa saja. Saya untuk keperluan sehari-hari, kadang cari daun pisang untuk dijual lagi. Kalau saya sayuran, saya jual lagi kepada warga sekitar,” ungkapnya.

Sementara itu, Sinta Puji Astuti, tokoh kepemudaan Kota Pagaralam turut prihatin atas kondisi Nasam. Dia memberikan bantuan sembako untuk meringankan beban hidupnya.
“Yang penting sehat mbah. Makannya yang teratur dan perbanyak ibadah. Mbak sudah tua, jadi jangan banyak2 kerja berat. Insya Allah, saya akan sering datang kesini untuk memastikan mbah Nasam tetap sehat,” ujarnya.

Dia berharap, orang tua yang sudah renta jangan diabaikan. Dia mengajak agar memperdulikan orang tua yang tak berdaya.
“Walau bagaimanapun, dia orang tua kita. Kewajiban anaknyalah untuk mengurus kehidupannya di masa tua,” imbuhnya. (SO/Lnpga)

Bagikan ke :