SUSNO DUADJI : MEMAKNAI HARI RAYA NYEPI & HIRUK PIKUK PILKADA

28-March-2017, 09:00

PALEMBANG, Selasa 28 Maret 2017, hari ini umat Hindu melaksanakan Ibadah ritual keagamaan Nyepi bertepatan dengan Tahun Baru Saka 1939, tentunya ibadah Nyepi ini akan terasa semakin sejuk manakala kita sebagai anak bangsa yang bhineka ini memahami makna Nyepi dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika, sebagai bangsa yang besar yang beraneka ; suku, ras, agama, dan adat budaya, perbedaan tersebut janganlah dijadikan bibit pemecah persatuan dan kesatuan, melainkan kekayaan koderati yang memperkuat tali persaudaraan sebagai bangsa yang besar,

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar , negara demokrasi terbesar ke tiga di dunia setelah India dan USA, yang hampir tiap tahun disibukan dengan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, inilah system pemilihan Bupati, Walikota, dan Gubernur yang kita sepakati bersama,

Hiruk pikuk Pilkada adakalanya menimbulkan gesekan kepentingan , gesekan politik yang adakalanya meningkatkan temperatur keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya di saat tahapan kampanye dan pasca pencoblosan menjelang penetapan kandidat sebagai pemenang,

Gesekan kepentingan , dan gesekan politik adalah wajar dalam negara demokratis sepanjang masih dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika, artinya, semua komponen anak bangsa ; elit politik, elit pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, segenap masyarakat tetap menghormati dan tidak mempersoalkan perbedaan ; suku, ras, agama, antar golongan, adat istiadat,
Justeru memaknai perbedaan ini sebagai kekayaan koderati yang harus dijaga dan dijunjung tinggi sebagai komponen perekat persatuan dan kesatuan bangsa,

Nyepi adalah saat yang tepat bukan saja bagi umat hindu melainkan bagi semua anak bangsa, komponen bangsa untuk ;
~ Dalam keheningan sepi berupaya menemukan jati diri kita untuk dapat melangkah lebih baik dalam perjalanan hidup kita ke depan agar dapat menjadi umat yang bermanfaat bagi orang kain, bukan menjadi bagian dari masalah dan/atau sumber masalah,
~ Dalam keheningan, sunyi dan sepi berupaya mendapatkan makna hidup dan kehidupan,
~ Dalam sunyi dan sepi berupaya merasakan kehadiran-Nya, berupaya mengingat Tuhan Sang Pencipta bersama segala Ciptaan-Nya dalam alam semesta yang tidak terbatas ini,
~ Dalam hening, sunyi, sepi kita kembali ke titik NOL, jauh dari keramaian hiruk pikuk duniawi berupaya menjauhkan dan melepas sifat dan perasaan ; amarah, iri, dengki, dan segala sifat buruk yang adakala menghalalkan segala cara untuk mencapai duniawi,
~ Dengan intropeksi dalam keheningan, kesunyian, kesepian insya Allah kita akan merasakan pencerahan, bagaikan mendapat sinar suci dari Yang Maha Agung,

Semua yang kita hiruk pikukkan dalam Pilkada adalah kepentingan nuansa duniawi, jangan sampai melepaskan kita dari tujuan hakiki , yaitu akherat yang kekal abadi,

Mari kita senantiasa ingat bahwa perjuangan di dunia adalah dalam rangka mencari bekal menuju akherat yang kekal abadi ;
“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah : 201).

Selamat merayakan Nyepi 1939 Saka :
Om Swastyastu,
RAHAJENG NYANGGRA RAHINA JAGAT ” NYEPI ” CAKA WARSA 1939 Dumogi sareng sami ngemolihan kerahayuan. OM SANTHI,SANTHI, SANTHI OM.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menganugerahkan ; keamanan, kedamaian, keaejahteraan, kerukunan, persatuan dan kesatuan kepada bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika,
Aamiin yra

Susno duadji
—————–
~ Ketua Umum TP Sriwijaya
~ Ketua Komite Pemantau Pengawas Pertanian Indonesia
~ Datuk Patani Sumsel

Bagikan ke :