Sungai Diputas, Warga Kesusahan Air Bersih

19-August-2015, 20:03

EMPAT LAWANG –  Warga desa Mekarti Jaya(Trans 3 B) dusun tiga, kecamatan Tebingtinggi kesulitan air bersih hal ini terjadi lantaran kemarau dan air sungai yang biasanya dijadikan tempat untuk mandi dan keperluan sehari hari di racun (putas red) oleh oknum yang diduga untuk mencari ikan disungai tersebut.

Awal berita datang dari Budi(27) salah seorang warga setempat, yang hendak mandi pagi hari sebelum berangkat kerja, Rabu,(19/8) sekitar pukul 06.30 WIB. Diceritakanya seperti biasa sebelum berangkat bekerja mandi kesungai rotan, namun sesampai ditepian sungai didapati kondisi sungai yang berbeda dari biasanya yang jernih  berubah menjadi agak keruh dan sedikit berbau serta dipinggiran sungai didapati ikan-ikan, udang dan kepiting yang mati.

“Dengan keadaan ini saya tidak jadi mandi karena kemungkinan sungai telah di putas orang diduga saat malam hari warga masih tidur,”ungkapnya kepada wartawan.

Sambungya, ia pun memberitahukan hal tersebut kepada warga lainya agar tidak mandi maupun mengkonsumsi air sungai tersebut diduga telah diputas. Sementara terpaksa mandi disungai yang sama namun pergi kehulu sungai lokasi dam berada yang letaknya lebih jauh sekitar dua kilo meter.

Kepala desa Mekartijaya, Zulpan, melalui kepala dusun(Kadus) tiga, Supardi menyampaikan hal ini sering terjadi sehingga warga kerap kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air semisal mandi dan cuci hingga saat ini pihaknya tidak mengetahui siapa yang melakukan putas disungai tersebut. Dan tujuanya apa.

“Ini sering terjadi, msyarakat jadi kesusahan mencari air bersih, kami juga tidak tahu orang yang telah mencari ikan dengan cara begini, kalau tahu bisa kami panggil dan laporkan kepihak berwajib,”ucapnya.

Informasi yang terhimpun, sedikitnya terdapat sekitar ratusan warga dusun tiga Mekarti Jaya kecamatan Tebingtinggi menggunakan sungai rotan terpaksa harus mandi dan cuci beralih ke lokasi mata air lain sementara kolam-kolam sumur rumah penduduk kebanyakan sudah kering lantaran musim panas yang berkepenjangan.

Hal ini juga diakui Dewi juga seorang warga setempat, harus memenuhi kebutuhan air bersih dengan membeli air PDAM dengan harga selangit belum lagi kejadian seperti ini sehingga harus lebih berhemat air bersih.

“Dimusim kemarau ini beli air PDAM untuk keperluan rumah tangga, harganya tinggi Rp 180 ribu satu tangki paling sebulan habis, mau air sumur tahu sendiri banyak kering, sungai saja kecil sekarang saja didusun tiga sungai diputas orang,” pungkasnya. (OPI4L)

Bagikan ke :