DISDIK PALI SOSIALISASI PENDATAAN ANAK USIA SEKOLAH TIDAK SEKOLAH (ATS)

28-August-2017, 17:39

PALI- Pemerintah pusat telah meluncurkan Program Indonesia Pintar (PIP) yang bertujuan meningkatkan akses bagi anak usia 6 sampai dengan 21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah baik di jalur formal maupun non formal dan mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah atau drop out.

Namun program ini rupanya belum maksimal terealisasi di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), dimana banyak anak usia sekolah yang tidak bersekolah karena beberapa faktor, terutama faktor ekonomi dan lingkungan.

Banyaknya anak yang tidak sekolah diungkapkan oleh Remi Rudindia Kepala desa (Kades) Benuang Kecamatan Talang Ubi. Bahwa dari pantauan dirinya, setiap tahun, anak putus sekolah di desanya semakin meningkat. Pengakuan itu diungkapkan atau diutarakannya saat sosialisasi pendataan anak usia sekolah tidak sekolah (ATS) di Gedung aula SMPN 1 Talang Ubi, Pendopo Kabupaten PALI, (28/08).

“Kami sangat mendukung program ini, namun pelaksanaan di lapangan perlu sosialisasi serta membuka wawasan masyarakat akan pentingnya pendidikan. Sebab, faktor masalah itu tak hanya ekonomi, akan tetapi lingkungan juga mempengaruhi, bahkan banyak anak usia sekolah sudah banyak yang melangsungkan pernikahan,” terangnya.

Sementara itu Kamriadi, Plt kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten PALI bakal mendata ATS di seluruh desa yang ada di Kabupaten PALI. Untuk akurasi datanya, Disdik PALI bakal merangkul kepala desa, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan dari pegawai Disdik itu sendiri yang akan memantau proses pendataan ATS.

“Kami akan mulai pendataan ATS, bertujuan untuk melakukan penjaringan dan melakukan pembinaan ATS usia 6-21 tahun agar kembali bersekolah, mengikuti program pendidikan kesetaraan atau kursus keterampilan.Nantinya, data yang diperoleh digunakan untuk dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan kebijakan pengelolaan serta penyelenggaraan wajib belajar pada jalur pendidikan formal atau non formal,” beber Kamriadi.

Ia juga meminta kepada seluruh kepala desa untuk mendaftarkan perangkatnya yang belum memiliki ijazah atau tingkatannya belum sampai sekolah menengah untuk ikut pendidikan kesetaraan di PKBM.

“Ajak juga seluruh perangkat untuk ikut pendidikan kesetaraan, agar seluruh perangkat desa di PALI bisa mengenyam pendidikan sampai tingkat SMA,” ajaknya.(VOLIS/SO/PALI)

Bagikan ke :