Antisipasi Karhutla, Posko 02 Lubuk Karet Melaksanakan Patroli Terpadu di Desa Pulau Rajak

4-September-2019, 19:32

BANYUASIN — Dalam mengantisiapsi karhutla, Polres Banyuasin maupun Polsek Jajaran terus melakukan patroli terpadu sekaligus memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak dan bahaya karhutla.

Seperti halnya yang dilakukan Posko 02 Desa Lubuk Karet Kecamatan Betung, kini melakukan Patroli terpadu di Desa Pulau Rajak, Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Rabu (04/09).

Pelaksana Patroli tersebut yakni M. T. Andiko(BPBD), Dwi Indra Santoso (BPBD), Serma Sunarko (TNI), Ridho Dionata (M.Agni), Bripda David Karnando (Polri), Reyvaldo Malendra (DPA), Aprinando Prawijaya (DPA) dan
Adi Perwira(MPA).

Dari hasil petugas dilokasi Patroli dimana kondisi umum di Desa Pulau Rajak dimana Suhu : 30°C, Kelembaban : 58 %, Curah Hujan : 0,0 mm, Angin : 12 Kph, Keadaan Cuaca Pagi umumnya berawan, siang umumnya berawan dan
Sore umumnya berawan.

Sementara Areal rawan terbakar
-dimana dengan Koordinat S : 02.85342° dan E : 104.27563°.
Vegetasi semak belukar, Seduduk. Kondisi kadar air bahan bakar : -. Jenis tanah mineral.
Kedalaman gambut : -.Sumber Air : – Konsentrasi penduduk jarang.
Aktivitas masyarakat bertani.
-Status lahan milik masyarakat dan luas lahan : ± 1,7 Ha serta
potensi kebakaran sedang.

Petugas melakukan sosialisasi tentang dampak dan bahaya yang ditimbulkan akibat KARHUTLA, serta larangan membuka lahan dengan cara membakar kepada Bapak Akbar dan Bapak Asri warga Desa Pulau Rajak Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

“Tim melakukan briefing sebelum berangkat ke lokasi patroli ke Desa Pulau Rajak Kecamatan Betung.Tim kemudian melakukan sosialisasi serta pemahaman tentang KARHUTLA dan pembukaan lahan dengan cara tidak dibakar,” kata Kapolres Banyuasin AKBP Danny Ardiantara Sianipar, S.IK melalui Kapolsek Betung AKP Naziruddin, SH., M.Si.

Tak lupa tim pun memberikan alternatif bahwa membuka lahan pertanian tidak harus dibakar tapi bisa dilakukan dengan pengolahan lahan tanpa bakar (PLTB) dengan cara sisa dari ranting, daun, dapat dijadikan pupuk kompos yang bisa dipakai/digunakan untuk kebun sendiri.

“Sehingga dapat menghemat biaya pertanian. Bahkan sisa dari potongan kayu dapat digunakan untuk pembuatan cuka kayu dan briket arang sehingga dapat bermanfaat bagi diri kita sendiri, dan bisa dijadikan mata pencarian warga untuk menambah penghasilan di dalam keluarga,” ungkap dia.

Menurut Kapolsek, kondisi wilayah Desa Pulau Rajak sekarang memasuki musim kemarau dan setelah dilakukan uji remas serasa terlihat kadar air bahan bakar sudah mulai mengering dan ketinggian muka air sudah jauh drastis menurun dan banyak juga areal rawan tidak memiliki sumber air.

Warga Desa Pulau Rajak jelas dia, sangat mendukung pencegahan KARHUTLA. Dan mereka tahu bahwa dampak dari KARHUTLA dapat merugikan kesehatan serta dapat mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.

“Dan mereka memahami apa yang telah disampaikan oleh Tim. Kemudian mereka juga akan menyampaikan kembali pesan yang telah mereka terima dari Tim kepada tetangga, teman, dan sanak keluarga yang lainnya,” tukas dia (Adm)

Bagikan ke :