SUSNO DUADJI : PETANI HARUS CERDAS BUKAN MEMELAS

24-April-2018, 07:20

Dempo Selatan, Pagaralam ——- Selasa 24 April 2018. Mayoritas penduduk Pagaralam adalah petani ; padi, kopi, sayur dan buah-buhan, karet, dan nasib perekonomian petani di sini tidak jauh berbeda denangan petani di Indonesia pada umum nya, hidup pas-pasan dan lebih banyak kurang dari pada cukup.

Pola tani masih kebanyakan konvensional, kalau sudah bersawah maka akan sulit untuk beralih ke tanaman lain ; seperti lada, hortikultura, dll.

Semisal sawah ditanami padi dengan harga gabah rp 4,000 per kg, maka kalau punya sawah 0,5 sd 1 Ha akan sulit hidup di atas rata-rata, memgapa ? Ya karena harga gabah berada pada kisaran rp 4,000 per kg, kalau dikurangi ongkos garap, pupuk, bibit, ongkos panin, biaya hidup selama 6 bulan , ya hasilnya pasti hanya pas-pasan dan lebih banyak tekor, dan hutang.

Tapi kalau seandainya lahan sawah 1 Ha kita tanama lada akan dapat 600 sd 800 pohon, kopi akan dapat 3,000 pohon dan ditanam jagung manis atau cabi setan,, tomat pada lahan yang sama, hasilnya ya Alhamdulillah dan ada aneka tanaman sehingga petani tidak putus dari pemasukan,

Demikian pola perawatan kopi tidak lagi ke pola konvensional ; kalau pohon sudah tua ditebang dan buat tanaman baru, maka masa panin akan lama perlu waktu sampai tiga 3,5 tahun, tapi kalau pohon yang sudah tua distik dengan tunas tanaman yang unggul maka hasilnya akan bagus dan yidak ada masa kekosongan panen kopi,

Jadi pergeseran pola dan jenis tanaman serta tehnologi bertanam sangat diperlukan, apalagi kalau ditunjang dengan mesin pertanian yang tentunya harus dibantu oleh pemerintah maka hasilnya akan baik sekali,

Sudah harus ada pergeseran dari bertani konvensional ke pola ; modern memanfaatkan tehnologi, pasca panin sudah harus ada sentuhan agri bisnis dan agri industri walapun sekala kecil, dan petani pun sudah harus peka terhadap kebutuhan pasar,

Semoga pemerintah lebih banyak turun menyatu dengan petani memberikan bimbingan dan penyuluhan .

Bagikan ke :