SELAMA PERBAIKAN, JALUR ENDIKAT DIALIHKAN KE GUMAY ULU

21-April-2018, 11:50

PAGARALAM, SO – Penutupan ruas jalan Lahat-Pagar Alam melalui jalur jembatan Endikat segera akan dilakukan. perbaikan akan dilakukan secara total. Selama perbaikan jalur endikat akan dipindahkan melalui jalur Gumay Ulu, Kabupaten Lahat,  namun dikhawatirkan akan menambah kerusakan di jalur tersebut lantaran meningkatnya intensitas kendaraan yang melintas.

Seperti diakui Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, seharusnya diupayakan perbaikan jembatan Endikat bisa satu paket dengan perbaikan jalan Gumay Ulu yang akan menjadi alternatif pengendara untuk menuju Lahat-Pagar Alam dan sebaliknya, selama proses perbaikan jembatan Endikat berlangsung.  Hal tersebut untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan yang timbul.  

“Ya memang sebaiknya anggaran perbaikan jembatan dan liku Endikat bisa satu paket dengan jalan Gumay Ulu.  Supaya yang satu baik yang satunya lagi tetap baik tidak rusak, “terang Alex, saat berkunjung  meresmikan  Masjid Muhajirin II Desa Lubuk Dalam Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Sabtu (21/4).

Terkait perbaikan jalur endikat tersebut, Kepala Satker Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sumsel, Ir Rusman MM melalui Zulkarnain PPK 09 pelaksanaan jalan nasional mengungkapkan, bahwa Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional V, melalui Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sumsel, menjadwalkan mulai 1 Juli 2018 ruas jalan nasional Lahat-Pagaralam akan ditutup total. Lantaran adanya perbaikan jembatan endikat penghubung Lahat – Pagaralam. Selanjutnya disambung dengan perbaikan alinyemen liku lematang.

Dijelaskanya,  adanya penutupan itu, otomatis akses Lahat-Pagaralam akan dialihkan melalui jalan provinsi jalur Gumay Ulu-Simpang Bacang. Rehap jembatan atau pun pelebaran jalan yang sejak tahun 2010 berstatus jalan nasional itu, tidak bisa dilakukan separuh. Maka jalur endikat harus dialihkan sementara.

“Pelebaran jalan yang diterapkan di Tebing Lematang menggunakan teknologi baru. Dimana jalan akan menggantung di atas jurang dan menjadi pertama di Sumsel meniru yang telah digunakan di Aceh,” ujarnya.

Sementara itu, Yardan seorang warga yang berjaga di sana mengaku, belum mengetahui jadwal perbaikan jembatan. Kendati demikian, pihaknya bersama warga Tanjung Nibung Lahat dan Mingkik Kota Pagaralam berjaga di jembatan 24 jam secara bergantian.

“Kami belum tahu kapan jadwal perbaikannya, saat ini jembatan masih aktif dilalui dan menjadi jalur perlintasan utama. Kami secara sukarela berjaga disini, kami tidak mengharapkan bayaran, namun terkadang ada pengendara yang peduli dan memberi kami uang. Uangnya biasanya pecahan 2 ribu hingga 2 puluh ribu rupiah, namun yang sering diberikan uang 2 ribuan,” tuturnya. (SO/Lnpga)

Bagikan ke :