TRIK PETANI MENYIASATI HIDUP “CERITA” SUSNO DUADJI

28-May-2016, 12:46

PAGAR ALAM – Petani kehidupannya sangat  tergantung dari hasil cocok tanam dalam istilah kerennya komoditas pertanian. Apabilah harga komoditas pertanian anjlok jelas kerugian yang akan diderita, adakalanya beban hutang menumpuk.

Siklus anjloknya komoditas pertanian ini sering dan rutini dialami petani di kampung, dan tentu di Sumatera Selatan dan Indonesia umumnya. Tetapi adakala dibalik anjeloknya harga salah satu komoditas pertanian bersamaan dengan itu, ada harga komuditas pertanian tertentu yang naik tajam.

Inilah penggalan cerita yang dituturkan oleh Mantan Kabareskrim, karena sering bersinggungan langsung dengan petani. Kepada Lahatonline.com (Group Sriwijayaonline.com), Sabtu (28/5). Susno mengatakan, komoditas pertanian di kampungnya di dempo selatan, antara lain padi/ beras, kopi, cokelat, karet, sawit, cabi, tomat, sayuran (kubis, sawi), cengkeh, pala, buah-buahan, ubi kayu (ubi kayu biasa, ubi kayu racun), jagung, kacang, kedelai, dan lain lain.

“Sebagai petani karen sudah terlalu sering disengsarakan oleh anjloknya harga hasil pertanian, maka sanak saudaraku memvariasikan jenis tanaman. Misal pada Lahan yg sama ada kopi dipadukan denga sahang (Lada, red), karet dengan kopi, atau yang lainnya,” cerita Susno.

Kemudian katanya, adakalanya lahan dibagi – bagi, satu petak jagung, satu petak padi, satu petak singkong, atau cabi dan kacang. Tapi persoalan utamanya adalah semakin sempitnya lahan karena lahan sudah habis dipakai pemodal besar.

“Petani berdasi yang tinggal di kota besar bekerja diruangan ber-AC, dsangkan sanak saudaraku banyak yg tergusur ke propinsi lain menjadi buruh tani, atau buruh kasar (boleh cek didusun saya, red). Saat ini harga karet terjun bebas ke angka  5.000 ribu rupiah,tapi harga sahang/lada lumayan 8.000 ribuan rupiah per kg, singkong racun yang mudah ditanam dihargai saat ini lumayan untuk dapat senyum.

Saya akan posting fhoto variasi jenis tanaman komuditas pertanian di dusun, mungkin ada manfaatnya untuk sesama petani,  tapi saya yakin posting photo ini yg akan diblow up pihak tertentu dengan alasan penciteraan, dan sebagainya,” katanya lagi.

Selanjuntnya Susno berkata, “tapi sak bodoh teing lah ( tapi masa bodohlah, red)” yang penting aku tetap akan menungkapnya demi rakyat kecil di mana aku dilahirkan dan dibesarkan, karena itulah dunia ku.

“Apa yg saya ceritakan ini murni terdapat di kebun saya yang tidak terlalu luas, tentunya tidak saya kerjakan sendiri karena tanaman ini sudah ada sekian tahun yg lalu, kebun ini dikerjasamakan dengan sanak saudara ku yang tinggal di dusun.

Sesekali saya pulang, ya saya bertani juga, sebab di dusun aneh dan malu rasanya kalau balik dusun kok nganggur, kakak kandung saya yang mantan wakil bupati, adik saya mantan anggota DPRD juga full bertani ke kebun dan ke sawah,” ungkapnya

“Itu tidak aneh ! yang aneh kalau nganggur, tidur makan saja. saya ke kebun atau ke sawah ya kerja juga. Setidaknya untuk memberi semangat dan mensupport keponakan, tetangga, dan yang lain bahwa bertani itu tidak kalah terhormatnya dengan profesi lain.

Semoga apa yang saya ceritakan ini ada manfaatnya, karena hanya ini yang dapat saya lakukan, saya tidak punya wewenang apapun, tidak punya kekuasaan apapun, dan tidak punya tujuan tersembunyi,” Pungkasnya.(*)

Penulis : Indi Sirani

Bagikan ke :