ASET KONSOLIDASIAN PT.BA 2018 SEBESAR Rp. 23,62 TRILIUN

20-April-2018, 15:34

JAKARTA – Tadi pagi (20/4) lahatonline.com menerima release dari Sekretaris Perusahaan PT. Bukit Asam. Tbk, H. Suherman yang menjelaskan kemarin (19/4) telah mengumumkan kinerja keuangan per 31 Maret 2018. Yakni, perseroan mengawali Q1 2018 dengan pencapaian laba usaha sebesar Rp 2,04 Triliun atau 167% dari laba usaha Q1 2017 sebesar Rp 1,22 Triliun. Dan, laba bersih Q1 2018 menjadi sebesar Rp 1,45 Triliun atau 167% dari laba bersih Q1 2017 yang hanya sebesar Rp 870 Miliar.

Hal itu, sebagai upaya Perusahaan yang terus-menerus dalam mengimplementasikan strategi usaha yang efektif, mampu membawa Perusahaan meraih kinerja keuangan dan operasional yang terus meningkat.

Selain itu, pendapatan usaha Q1 2018 sebesar Rp 5,75 Triliun, naik Rp 1,20 Triliun dibandingkan pendapatan usaha Q1 2017. Dikarenakan, adanya peningkatan pendapatan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan dari penjualan batubara ekspor, sedangkan pendapatan dari penjualan batubara domestik relatif sama dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan atas penjualan batubara ekspor untuk Q1 2018 sebesar 55% dari total pendapatan, sedangkan pendapatan atas penjualan batubara domestik sebesar 43%. Selebihnya atau 2% adalah pendapatan atas aktivitas usaha lainnya, yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Secara total selama Q1 2018, terdapat peningkatan volume penjualan batubara sebesar 16% dibandingkan Q1 2017 atau dari 5.433.024 ton menjadi 6.297.080 ton.

Peningkatan penjualan tersebut merupakan bagian dari strategi Perseroan dalam memanfaatkan pergerakan indeks harga batubara dunia yang relatif masih tinggi di Q1 2018, serta dalam rangka optimasi penjualan batubara berkalori menengah dan rendah.

Harga jual rata-rata Q1 2018 terus bergerak positif sebesar 10%, dari Rp 813.073/ton di Q1 2017 menjadi Rp 892.243/ton di Q1 2018. Kenaikan harga jual ini ditopang oleh penguatan harga batubara Newcastle yang naik 26%, maupun harga batubara thermal Indonesia (Indonesia Coal Index/ ICI) GAR 5000 yang naik sebesar 16% dibandingkan harga rata-rata Q1 2017.

Selama Q1 2018, beban pokok penjualan mengalami sedikit kenaikan yaitu 11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini terjadi seiring dengan kenaikan volume produksi sebesar 18% atau 809,37 ribu ton.

Pada Q1 2018, terjadi penurunan nisbah kupas (stripping ratio) dari 4,18 menjadi 4,16, sehingga cash cost (untuk UPTE system termasuk biaya-biaya COGS, G&A, selling, inventory dan royalty) turun 8% dibandingkan Q1 2017.

Laba bersih Perseroan Q1 2018 tercatat sebesar Rp 1.45 Triliun atau 167% dari Q1 2017 sebesar Rp 870,83 Milyar. EBITDA Perusahaan tercatat naik sebesar 16% atau dari Rp 1,96 Triliun di Q1 2017 menjadi Rp 2,26 Triliun di Q1 2018.

Perseroan membukukan laba per lembar saham untuk periode Q1 2018 sebesar Rp 138,- atau naik 67% dari kondisi tahun lalu yang hanya sebesar Rp 83,-

Aset konsolidasian per Q1 2018 tercatat sebesar Rp 23,62 Triliun, dengan komposisi 54% dari total aset tersebut adalah aset lancar. Apabila dibandingkan dengan FY 2017, aset lancar Q1 2018 naik sebesar 15% atau Rp 1,70 Triliun. (DAFRI. FR)

Bagikan ke :