ISI

Hati-hati, euforia New Normal, Dr. H. Dodi Reza Alex Noerdin, Lic.Econ, MBA Pemerhati masalah ekonomi dan sosial


17-June-2020, 19:05


MUBA, SO – Tidak dapat dipungkiri, pagebluk Covid-19 yang melanda negara kita dalam tiga bulan terakhir benar-benar memukul semua aspek kehidupan. Apalagi di bidang ekonomi, kalau meminjam istilah seniman Didi Kempot, ambyar dibuatnya.

Pertumbuhan ekonomi turun tajam dari 4,97 persen triwulan IV-2019 menjadi 2,97 persen pada triwulan I-2020. Padahal, pada periode Januari-Februari itu Covid-19 belum merajalela di kehidupan kita dan tidak ada pengaruh signifikan di ekonomi. Silakan dibayangkan, betapa turunnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2020, sesaat setelah pemerintah mengumumkan kasus 01 pada awal Maret. Membayangkannya saja kita sudah pusing, apalagi terkena dampaknya.

Pemerintah berusaha keras untuk menyelamatkan ekonomi bangsa. Lebih dari Rp 677 trilyun APBN dikucurkan saat ini untuk memulihkan, paling tidak meringankan, beban masyarakat. Semua pihak berkomitmen, termasuk di Musi Banyuasin dimana saya kebetulan menjadi Ketua Gugus Tugas Percepatan Pemberantasan Covid-19. Tidak kurang dari Rp 303 milyar dari cadangan 500 milyar APBD dianggarkan, menjadikan Musi Banyuasin sebagai 5 besar Kabupaten dengan anggaran Covid-19 terbesar dari prosentasi APBD nya (paparan Mendagri pada Rakornis APIP di Jakarta, 15/6). Semua all out, berdarah-darah, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Tak mengapa asalkan rakyat yakin dan secure, bahwa ada pemimpin yang mengarahkan ke track yang benar.

Tapi sampai kapan ? Apakah bansos dan stimulus fiskal akan bisa terus-terusan menyokong prekonomian nasional ? Apakah listrik dan PDAM akan terus menerus digratiskan, seperti di daerah saya, untuk membantu rumah tangga miskin ? Apakah daerah mampu untuk terus mengucurkan Bantuan Langsung Tunai APBD kepada warga terdampak, ustadz pondok pesantren, dan mahasiswa putus kerja ? Tidak mungkin. Apalagi bagi daerah yang kapasitas fiskalnya terbatas dan pemimpinnya tidak punya sense of crisis, karena jika hanya mengandalkan bantuan pemerintah pusat pasti tidak akan cukup. Ekonomi harus bergerak, PHK harus dihindari dan itu harus dilakukan sekarang, kalau tidak mau terjadi resesi berkepanjangan.

Oleh karena itu, pemerintah melucurkan tatanan hidup baru, New Normal, dimana kita harus berdampingan dengan virus ini sembari melakukan aktivitas secara produktif dan aman. Wacana ini seakan-akan menjawab semua permasalahan ekonomi dan kesehatan yang dihadapi. Pada kenyataannya ini pilihan beresiko, tapi harus kita terima asalkan beberapa syarat dan indikator eligible nya terpenuhi. Pertanyaannya, apakah kita benar-benar siap ?

Jangan latah, euforia berlebihan
Tidak ada satupun pakar kesehatan masyarakat, ahli epidemiologi, maupun lembaga kesehatan seperti WHO yang menyatakan kita telah siap untuk melakukan pelonggaran pembatasan, alih-alih langsung terjun bebas ke era New Normal.

Data terakhir ketika tulisan ini dibuat, hingga senin 15/6 pukul 12.00, angka positif baru yang terkonfirmasi mencapai rekor harian tertinggi ke-4, yaitu 1017 kasus, naik naik 18,7 persen dari sehari sebelumnya. Yang lebih gawat lagi, jumlah kasus tersebut kira-kira 2,7 kali lipat dari rata-rata harian , atau tumbuh 2,46 persen per hari secara rata-rata dalam seminggu terakhir.
Dengan pertumbuhan seperti itu, jumlah kasus kumulatif di Indonesia akan bertambah jadi dua kali lipat dalam satu bulan ke depan. Artinya, kita masih dan sedang menuju pucak pandemi. Alih-alih bicara gelombang kedua, gelombang pertama saja belum berakhir. Belanda masih jauh tapi pasti datang jika tidak diantisipasi, seperti yang diingatkan oleh Bapak Presiden dalam menghadapi potensi ini.
Untuk level Sumatera Selatan pun, Tim Epidemiologi Sumsel dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia cabang Sumsel, yang telah melakukan evaluasi perkembangan Covid-19, berkesimpulan bahwa penerapan New Normal belum bisa dilakukan karena belum terpenuhinya indikator-indikator yang disyaratkan. Lantas, sudah pantaskah kita mengklaim bahwa kita sudah siap untuk menuju New Normal, padahal ketika itu PSBB saja baru berjalan beberapa hari dan belum dievaluasi ? Sudah siapkah kita membuka mal, padahal cluster pasar saja masih mengkhawatirkan ? Hati-hati, jangan latah dan eforia berlebihan. Semua perlu pemikiran dan aksi yang terstruktur dan terencana.

Tetap optimis, lakukan aksi terencana
Lantas apa yang harus dilakukan, jika kita ingin dinyatakan siap untuk menuju era New Normal ? Selain indikator Rt (tingkat penularan efektif) yang harus berada di level hijau, ada beberapa aksi yang mutlak dilakukan.
Pertama, lakukan pengawasan aktif dan deteksi kasus dengan tes PCR dari semua kasus yang dicurigai.

Setidaknya 1 tes PCR per 1000 penduduk per minggu, dengan hasil yang bisa didapat dalam waktu singkat (jangan lagi daerah menunggu 14 hari hasil swab). Lakukan secara transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Jangan ada yang beranggapan jumlah kasus positif menurun adalah prestasi kepala daerah, sehingga goal nya adalah penurunan kasus dengan mengelabui data. Ingat, data dan tracking yang valid adalah syarat utama yang harus dilaksanakan, dalam ketentuan Normal Baru.
Dalam hal ini, upaya di Musi Banyuasin dengan menyediakan secara mandiri Tes Cepat Antigen dan PCR Real Time (pertama kali untuk RSUD Kabupaten) adalah upaya konkrit untuk mempersiapkan New Normal melalui isolasi cepat dari semua kasus yang terduga dan terkonfirmasi. Hasil tes PCR yang bisa diketahui dalam 24 jam akan memudahkan penelusuran kasus dan menghemat biaya perawatan pasien. Sisi lain, pasti akan banyak jumlah kasus positif yang ketahuan. Tidak mengapa, lebih bagus daripada kasus zero karena tidak pernah ditest, yang justru akan membahayakan masyarakat.

Kedua, pastikan fasilitas kesehatan bagi pasien Covid-19 tercukupi, dengan peralatan yang bisa dipakai setiap waktu. Kesiapan RS rujukan di seluruh Sumsel patut kita dorong dan support, diantaranya dengan menyediakan APD yang cukup dan dengan mengapresiasi jasa tenaga kesehatan. Mereka yang merupakan benteng terakhir (bukan garda terdepan) kesehatan masyarakat, adalah faktor kunci untuk menuju kehidupan New Normal.

Inovasi-inovasi yang lahir dari pengalaman merawat pasien kasus Covid-19 patut diapresiasi, sebagai motivasi bagi para tenaga medis. Terapi holistik outdoor yang diinisiasi oleh RSUD Sekayu, sebagai salah satu metode yang direkomendasi IDI sebagai upaya untuk meningkatkan imun tubuh pasien dengan fasilitas camping, diyakini mempercepat proses penyembuhan. Secara otomatis meningkatkan kapasitas rawat inap RS, karena pasien dengan imunitas yang tinggi akan cepat pulang.

Penelusuran dan karantina semua kontak antar kasus wajib dilakukan. Idealnya, menurut WHO, setidaknya 80 persen kasus baru dilacak dan orang yang pernah kontak dengan kasus dikarantina dalam 72 jam setelah konfirmasi. Juga setidaknya 80 persen kontak dari kasus baru dipantau selama 14 hari.
Terakhir, partisipasi masyarakat merupakan faktor terpenting. Disiplin adalah kata penentu, pengawasan perilaku hidup bersih, penjarak-an sosial, pemakaian masker tidak bisa terus menerus mengandalkan TNI/Polri. Masyarakat adalah garda terdepan pemutus rantai penularan virus corona. Mereka harus terus menerus disadarkan dengan tidak membiarkan warga beraktifitas yang beresiko tertular.

Jadi, jangan dulu terburu-buru seperti kuda lepas kandang. Ritme kerja harus diatur, layout transportasi umum harus dimodifikasi, fasilitas publik harus siap protokesnya. Semua membutuhkan waktu dan kerja keras, jika tidak kita akan terperosok pada gelombang ke 2 yang lebih sulit untuk dipulihkan. Tapi kita harus optimis, bahwa mau tidak mau, suka tidak suka, New Normal adalah pilihan yang harus kita adopsi. Dengan norma baru, dengan kebiasaan baru dan dengan semangat baru. Untuk kehidupan masyarakat Sumsel yang produktif dan aman. (Rilis Humas)

Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on LinkedIn Pin on Pinterest

BERITA TERKINI

INVESTIGASI

BERITA SEBELUMNYA

BANYU ASIN 1-May-2024, 11:08

TAK TERIMA ISTRI CETAK KTP MALA NGINAP DI HOTEL 

MUBA - 1-May-2024, 09:24

Jalan Talang Mandung Telah Diperbaiki, Warga Berterima kasih 

LAHAT - 1-May-2024, 08:00

 PT SMS Berikan Bantuan Alber Untuk Membuka Akses Jalan Ditiga Desa

LAHAT - 30-April-2024, 21:27

Polres Lahat, Polda Sumsel Team Asistensi ZI Mabes Polri 

LAHAT - 30-April-2024, 21:25

Kedatangan YM, Kaum Hawa Palembaja Berebut Berfoto Calon Bupati Lahat

LAHAT - 30-April-2024, 20:59

Hj. Lidyawati S.Hut, MM Akan Maju di Pilkada Muara Enim 

OKU - 30-April-2024, 20:46

Ormas Pemuda Pancasila Meminta Dengan Tegas Agar Dishub OKU Tertibkan Parkir dan Pungutan Yang Dianggap Ilegal dan Liar.

MUARA ENIM - 30-April-2024, 20:33

Lidyawati Cik Ujang “Bertarung” di Pilkada Muara Enim, Sudah Kembalikan Formulir ke PAN 

PALEMBANG - 30-April-2024, 19:16

Komplotan Pelaku Jual Beli Akun WhatsApp untuk Judi Online di Palembang Diringkus Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Sumsel 

PALEMBANG - 30-April-2024, 15:59

Pj Bupati Sandi Fahlepi Hadiri Musrenbang RKPD Sumsel Tahun 2025 

MUBA - 30-April-2024, 13:16

Pemkab Muba Beri Kontribusi Besar untuk Warga Nahdlatul Ulama 

MUBA - 29-April-2024, 23:59

Pj Bupati Sandi Fahlepi dan Ribuan Warga Muba Nobar Timnas 

LAHAT - 29-April-2024, 23:45

Pendopoan Bupati Lahat Jadi Lautan Manusia Nobar Semifinal Piala Asia U 23

BANYU ASIN 29-April-2024, 21:40

PJ BUPATI BANYUASIN MELEPAS PESERTA JALAN SANTAI 

LAHAT - 29-April-2024, 21:37

Ratusan Massa Barisan Muda Lahat dan Front Pemuda Lahat Bangkit Geruduk Pemkab Lahat 

LAHAT - 29-April-2024, 20:59

Pelaku Curas DPO Antar Provinsi, Berhasil Diungkap Polsekta Lahat 

BANYU ASIN 29-April-2024, 20:25

HANI SYOPIAR RUSTAM TEBAR BENIH IKAN DI SUNGAI BOOM BERLIAN 

BANYU ASIN 29-April-2024, 20:23

Waw.!!! Hampir 1.000 Warga Dari Berbagai Kecamatan Nyatakan Dukungan Untuk YM 

OKU - 29-April-2024, 19:49

Selain Sosialisasi Manfaat Makan Ikan, 120 Paket Makanan Olahan Ikan Dibagikan Saat Acara GEMARIKAN Kabupaten OKU

MUBA - 29-April-2024, 19:23

Pj Bupati Sandi Fahlepi Ajak Birokrat Muba Tingkatkan Kolaborasi, Jauhi Kompetisi 

BANYU ASIN 29-April-2024, 15:19

Hj DIANA KUSMIlA AMBIL FORMULIR DI DPC PARTAI PAN 

MUBA - 29-April-2024, 12:29

Rutin Keliling Desa di Muba, Banyak Libatkan Generasi Muda 

MUBA - 29-April-2024, 11:49

Sandi Fahlepi Ungkap Butuh Support dan Kerjasama yang Baik untuk Membangun Muba 

OKU - 29-April-2024, 11:43

Dalam Apel Gebyar Bakti Penyulang, Senior Manager Distribusi dan Manager PLN UP3 Lahat Menyampaikan Hal Penting Untuk Personil PLN ULP Baturaja, Begini Pesannya ..

BANYU ASIN 29-April-2024, 09:51

LIMA DESA KECAMATAN MUARA SUGIAN AKAN DI BANGUN

CATATAN SRIWIJAYA

  • Catatan Sriwijaya 26-November-2023, 22:50

    DETERMINASI POLITIK TERHADAP HUKUM

    Oleh Burmansyahtia Darma,S.H.

    Muara Enim - Pemilihan Calon Legislatif atau yang trend nya Calon Anggota D

APA dan SIAPA

FACEBOOKERS SRIWIJAYA ONLINE