HEBAT. HARGA DAGING TEMBUS RP.140 RIBU

5-June-2016, 18:09

//// Pemkab Nilai Masih Dalam Batas Wajar
YLKI Lahat Desak Pemkab Stabilkan Harga Bahan Pangan

Kembali. Masyarakat mesti dihadapkan dengan dilema kehidupan, khususnya bagi kalangan ibu rumah tangga (IRT), dimana jelang puasa Ramadhan, semua kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) dipasaran jutsru harganya bisa dikatakan ‘menggila’. Untuk daging sapi misalnya, hingga H-1 jelang Ramadhan kemarin (5/6), nilai jualnya menembus harga hingga Rp.140 ribu per kilonya, hal ini juga belum disusul kebutuhan-kebutuhan lainnya, yang juga ikut ‘latah’mulai menunjukkan grafik naik.

Wulandari (39) misalnya, IRT ini dijumpai kemarin mengaku sangat kaget dengan kondisi harga sembako dan kebutuhan dapur lainnya. Jika 2 hari belakangan, untuk harga daging sapi, masih bisa, meski juga sudah sangat mahal dikisaran Rp.120 – Rp.125 ribu per kilonya, nah kemarin justru sudah sampai harga Rp.140 ribu per kilonya. Kenaikan ini juga seiring dengan naiknya juga harga-harga komoditi lainnya, seperti gula, dari sebelumnya Rp.12 ribu perkilo menjadi Rp.15 ribu perkilonya. Telur, dari harga semula Rp.135 ribu per karpet, kini jadi Rp.155 ribu per karpe, begitu juga kebutuhan lainnya.

“Aseli. Kami ibu-ibu ini jadinyo susah nian pak, mano penghasilan suami dak katek penambahan, kebutuhan lainn jugo banyak. Eh jelang Ramadhan, pas belanjo, sembako jugo naeknyo hebat nian. Mesti mutar utak kencang ini,” bebernya.

Melihat kondisi ini, pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat untuk menstabilkan harga bahan pangan pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, khususnya kenaikan harga daging sapi yang rata-rata telah mencapai hingga Rp.140 ribu perkilonya.

“Melonjaknya harga kebutuhan pokok dan khususnya daging sapi, dalam konteks perlindungan konsumen, adalah menjadi tanggung jawab pemkab untuk menjaga ketersediaan kebutuhan pokok dan daging sapi, dengan harga yang wajar dan terjangkau,” ungkap Ketua YLKI Lahat, Sanderson Syafei, dihubungi via ponsel, Minggu (5/6).

Sanderson mengungkapkan, melonjaknya harga daging sapi, juga harus diwaspadai dari sisi mutu daging atau bahkan fenomena daging oplosan, oleh sebab itu Pemda harus meningkatkan pengawasan dalam hal ini. Dalam konteks UU Pangan, pemerintah juga berkewajiban untuk mengatur perdagangan pangan dengan tujuan untuk stabilisasi pasokan dan harga, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 UU tentang Pangan.

“Stabilisasi harga pangan salah satu bentuk pelayanan publik, dengan demikian harga pangan yang tidak stabil adalah bentuk pelanggaran pelayanan publik oleh negara, pemerintah,” jelasnya lagi.

YLKI Lahat menduga, melonjaknya harga pangan dan daging sapi lebih karena adanya distorsi pasar dalam mekanisme penentuan harga daging. Oleh karena itu, seharusnya KPPU bekerja lebih keras lagi untuk memastikan bahwa struktur pasar kebutuhan pangan dan daging sapi bekerja secara natural, sehingga menghasilkan harga pangan dan daging sapi yang kompetitif.

“Untuk itulah, pihaknya mendesak pemerintah untuk segera melakukan stabilisasi harga-harga bahan pangan secara meluas dan holistik,” papar Sanderson.

Sementara itu, Bupati Lahat, H Saifudin Aswari Rivai SE melalui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag), Fikriansyah SE Msi membenarkan, bahwasanya harga-harga komoditi di tingkat pasar mulai memperlihatkan kenaikan cukup signifikan.

“Tentunya kenaikan tersebut masih dalam tahap wajar-wajar saja, apabila pedagang mematok harga terlampau tinggi, dikhawatirkan stok banyak akan tetapi daya beli turun, jadi ini harus diperhatikan oleh mereka,” tandasnya.(CEPY – LAHAT)

Bagikan ke :