KEMARAU DILAHAT MAKIN PARAH

16-September-2015, 15:31

//// Ribuan Warga Lahat Terancam Krisis Kebutuhan Air
Andalkan Sungai Lematang Untuk MCK

Kemarau yang cukup panjang beberapa bulan terakhir sudah sangat menyulitkan warga Kota Lahat, khususnya dalam memenuhi kebutuhan air, guna keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) sehari-harinya. Bahkan, saat ini mereka sudah bisa dikatakan sepenuhnya mengandalkan sungai lematang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini terlihat dari beberapa waktu belakangan, khususnya yang dapat dilihat di sepanjang tepian sungai yang membelah kota Lahat itu, ribuan warga ini hampir setiap pagi, siang hingga malam hari memenuhi pinggiran sungai, dengan beragam aktifitasnya.

Pantauan koran ini, di beberapa titik jelas terlihat ribuan warga mengambil dan mengangkut air dari sungai menggunakan beragam jenis kendaraan, ataupun beraktifitas lain, seperti mandi dan mencuci di tepian sungai terbesar di Lahat itu.

Menurut Kus (40) warga Selawi mengatakan, sudah beberapa bulan ini dirinya bersama warga di daerahnya harus memenuhi kebutuhan air dari sungai lematang, tepatnya di tepian sungai wilayah Lahat tengah.

“Air sumur kami sudah kering, kami harus mandi dan mencuci di sungai lematang, bahkan untuk kebutuhan air bersih untuk dimakan dan di minum sungai ini pulalah yang kami manfaatkan,” ujar Kus, dijumpai kemarin.

Selain itu Irham (45) Warga Tanjung Payang, yang rumahnya berada ditepian sungai lematang menyampaikan, dirinya menyaksikan ramainya warga memadati tepian sungai lematang ini, bukan saja di pagi hari, siang, sore bahkan sampai malam hari saja, masih ada saja yang mandi atau mencuci pakaian atau yang lainnya di lematang ini.

“Setiap hari banyak sekali warga Lahat yang mandi disini, bahkan ada yang sampai malam hari masih memanfaatkan sungai ini,” tutur Irham.

Rizal (42) warga Kelurahan Sekip, selain keringnya sumur-sumur air di rumah warga kota ini, kurang baiknya aliran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lematang menutut mereka mengambil air di sungai lematang.

“Air PAM dak sampai mengalir lagi kerumah kami jadi kami terpaksa mengambil dan mengangkut air di sungai lematang,” pungkas Rizal.(CEPY – LAHAT)

Bagikan ke :