ISI

SUSNO DUADJI : AKANKAH KARET TETAP MENGKRET !


2-November-2016, 09:07


PALEMBANG – Harga karet anjelok bukan lagi dalam hitungan bulan, tapi sudah menahun, namun seakan tak ada tanda-tanda beranjak naik, sayangnya perhatian para pengambil kebijakan di bidang perkaretan di negeri ini baik untuk tingkat pusat maupun tingkat daerah nyaris tak terdengar, Rabu (2/11)

Kita lupa bahwa negeri ini adalah penghasil karet terbesar ke dua di dunia dengan produksi 3.231.825 Ton pada tahun 2015, berada di bawah Thailan dengan produksi 3.979.000 ton, dan berada di atas Vietnam dan Malaysia.
Propinsi penghasil karet terbesar di Indonesia adalah Sumatera Selatan dengan produksi 922.915 ton pada tahun 2015, ternyata 870.194 ton adalah produksi kebun karet rakyat dengan luas 789.814 Ha, yang diusahakan oleh 518.455 Kepala Keluarga (data tsb diatas adalah data statistik Ditjen Perkebunan thn 2015).

Jadi wajar kalau harga karet yang pernah bertengger di atas Rp 20 ribu per Kg, kemudian saat ini berada pada posisi Rp 4.500 s/d Rp 5.000 per Kg maka yang paling terpukul adalah rakyat, para petani, dan dampaknya kasat mata ;
~ daya beli masyarakat ledesaan sangat turun,
~ kebun karet banyak yang ditinggal bahkan sebagian ada pohon karet ya ditebang diganti dengan tanaman lain,
Mengapa demikian ?
Karena hasil yang didapat tidak cukup untuk memenuhi keperluan harian, apalagi untuk merawat kebun karet.

Seandainya satu keluarga petani karet di Sumatera Selatan beranggotakan 4 orang maka hampir 2,5 juta orang Penduduk Sumatera Selatan yang kehidupan nya tergantung dengan harga karet.
Belum lagi kalau ditambah tenaga kerja yang terkait dengan per-karetan , seperti ; pedagang, transportasi, buruh pabrik karet, dll mungkin mencapai 3 juta orang, bayangkan betapa mengejutkan angka itu jika dibandingkan dengan penduduk Sumatera Selatan sekitar 11 juta orang.

Saat harga karet lumayan harganya di atas rp 20 rb/ kg , petani karet jauh sebelum matahari terbit sudah pergi ke kebun untuk mengambil getah karet dan memasang mangkok kosong untuk menampung karet yg baru dideres.
Petani karet pergi ke kebun naik speda motor, bawak bekal roko kretek bermerek yang cukup terkenal sebagai pertanda bahwa petani karet makmur.

Saat harga karet rakyat di atas Rp 20 ribu per Kg , betapa sejahteranya petani karet, dan juga dampak positifnya adalah meningkatnya daya beli sehingga para pedagang kecipratan mendapat rezeki, juga devisa masuk ke kas negara meningkat karena harga karet eksport juga bagus.

Misteri apa di balik harga karet yang tak kunjung membaik dalam waktu yang cukup lama ini ?
Apakah kebutuhan karet nasional dan dunia turun ?
Ternyata tidak menurun bahkan cenderung meningkat karena kebutuhan akan industri berbahan baku karet juga meningkat, seperti ; ban kendaraan bermotor, pipa, alas kaki, jok, dll.

Kalau demikian bagaimana sih cara mengatasinya, minimal untuk harga karet di dalam negeri ?
Pemerintah perlu meruntut rantai perdangan karet mulai dari kebun rakyat sampai ke pemakai (user) di dalam negeri.

Indutri berbahan baku karet dalam negeri menerima bahan baku karet dalam bentuk Crumb Rubber SIR 10 dan SIR 20 (SIR : Standard Indonesia Rubber) dengan harga sekitar Rp 19.200 per Kg.
Bahan Baku :
~ 1 Kg Karet Rakyat 1 Minggu menjadi 0,35 – 0, 38 Kg Crumb Rubber
~ 1 Kg Karet Rakyat 2 Minggu menjadi 0,45- 0,50 Kg Crumb Rubber
Ongkos pengolahan pabrik per 1 kg karet rakyat menjadi Crumb Rubber adalah kisaran Rp 1.200
Kalau 2,5 Kg karet rakyat menjadi 1 Kg Crumb Rubber maka biayanya adalah :
~ 2,5 x Rp 4.500 = Rp 11.250
~ Ongkos pabrik Rp 1.200
~ jadi modal untuk membuat 1 Kg Crumb Rubber adalah kisaran Rp 12.450,
~ harga jual kepada industri kisaran Rp 19.200
~ keuntungan pedagang besar karet yang memiliki pabrik crumb rubber ada pada kisaran Rp 6.750 / kg atau 54 % lebih

Apakah keuntungan yang didapat oleh pedagang besar karet pemilik karet itu adil kalau dibandingkan dengan jerih payah petani ?
54 % loh,,,

Kiranya di sinilah peran pemerintah selaku regulator untuk mengatur rantai perdagangan karet dan industri karet dalam negeri , karena berada di dalam negeri maka kekuasaan Pemerintah sangat kuat untuk mengaturnya. Jangan biarkan rakyat menderita.

Apakah ada kartel atau ada sindikat perdagangan karet di dalam negeri shg rakyat petani karet yang dirugikan ?
Mari kita lihat ;
Gampang kah menembus dunia perdagangan dan industri pengolahan karet nasional ?
Ternyata agak sulit !
Teman saya bercerita bahwa untuk mendirikan labrik lengklahan karet Crumb Rubber TIDAK gampang !
Tidak hanya cukup dengan punya uang saja,
Karena ada syarat bahwa pabrik bisa didirikan kalau ada rekomendasi dari minimal dua pabrik Crumb Rubber berdekatan, Persoalannya apakah mau pemilik pabrik mengijinkan orang lain mendirikan pabrik untuk menyaingi usahanya ??
Aneh kan !

Bagaimana kalau nekad mendirikan labrik crumb rubber tanpa rekomendasi dua pabrik crumb rubber yg sudah lebih dulu ada ?
Konsekwensi berat sekali karena produksi tidak bisa dijual / dieksport sebab untuk dapat dijual/dieksport harus ada rekomendasi dari GAPKINDO ( Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) Perusahaan yang mau jual/ eksport karet harus punya yang dinamakan TPP (Tanda Pengenal Produksi) yang dikeluarkan oleh GAPKINDO, dan harus menjadi anggota GAPKINDO, untuk dapat menjadi anggota GAPKINDO Tidak pula gampang karena harus direfrensi oleh dua Pabrik Crumb Rubber yang berdekatan, di mana yang duduk di asosiasi tersebut adalah para Taifan karet yang sudah bercokol lama di dunia perkaretan bahkan sudah turun temurun.

Siapa yang melarang ekspor karet yang tidak ada rekomendasi dari GAPKINDO ?
Ya aparat yang berwenang di bidang eksport !
Aneh ya koq aparat bisa nurut sama GAPKINDO alias para Taifan Karet.

Kalau demikian apa yang harus dilakukan dalam membenahi rantai perdagangan dan industri perkaretan di dalam negeri ?
~ tertibakan pengusaan perdagangan dan industri karet yang hanya dikuasai oleh segelintir Taifan,
~ bebaskan masyarakat untuk mendirikan pabrik pengolahan karet karena adanya pabrik Crumb Rubber akan menyelamatkan karet rakyat dari permainan segelintir Taifan karet yang menyengsarakan rakyat,
~ eksport karet mutelak kewenangan aparat pemerintah yang mengatur, jangan lagi cengkeraman tangan Taifan karet ikut bermain melalui selubung GAPKINDO
~ Aparat eksport jangan diatur oleh GAPKINDO yang merupakan selubung Taifan karet.

Dengan dibenahinya rantai perdagangan dan rantai industri perkaretan di dalam negeri maka harga karet ditentukan melalui mekanisme pasar, bukan oleh permainan dan kesepakatan segelintir Taifan karet, ingat keuntungan yang diambil para taifan karet sudah sangat tidak wajar, tidak adil, sangat merugikan petani karet .

Sedangkan untuk memperbaiki harga karet internasional kiranya dapat dilakukan melalui perundingan dan kesepakatan diantara negara penghasil karet dunia, apalagi empat diantara lima negara lenghasil karet dunia adalah negara anggota Asean; Thai,and, Indonesia, ietnam, dan Malaysia maka harus dilakukan perundingan yang intent dari ke empat negara ini melalui Forum MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean), atau melalui forum yang lebih special lagi , yaitu : International Tripartite Rubber Council (ITRC) dimana forum ini khusus membicarakan tentang per-karetan untuk mencari solusi yang tepat mengatasi anjeloknya harga karet.
Uapaya-upaya internasional dan dalam negeri yang serius oleh pemerintah diyakini dapat mendongkrak harga karet, apalagi kalau kita perhatikan industri yang berbahan baku karet dan industri yang memerlukan campuran karet sebagai bahan baku cukup banyak, tengok saja itu ; Ban mobil, pipa, terpal, jok, dll, mungkin juga permen karet,

Kita berharap dan berdo’a harga karet akan membaik khususnya harga karet di dalam negeri .
Semoga !

Susno duadji
————————
~ Ketua Umum TP Sriwijaya
~ Ketua Komite Pemantau Pengawas Pertanian Indonesia
~ Datuk Patani Sumsel
~ Panasehat SD-SI

(FATIR)

Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on LinkedIn Pin on Pinterest

BERITA TERKINI

INVESTIGASI

BERITA SEBELUMNYA

MUBA - 23-July-2024, 11:38

Pj Bupati Muba H Sandi Fahlepi Ajak Masyarakat Sukseskan Pekan Imunisasi Nasional 

OKU - 23-July-2024, 08:10

Gelar Bakti PDKB di Baturaja, PLN UP3 Lahat Perbaiki Konstruksi Tanpa Padam

PALEMBANG - 22-July-2024, 23:44

Pemkab Muba Komitmen Tingkatkan Pelayanan Birokrasi yang Semakin Baik, Terbuka dan Akuntabel

PALEMBANG - 22-July-2024, 23:42

Audiensi Bersama SKK Migas Sumbagsel, Kapolda Irjen Rachmad Wibowo : Kita Ingin Ada Solusi

PALEMBANG - 22-July-2024, 23:37

Pemprov Sumsel Dukung Program Managemen Talenta

LAHAT - 22-July-2024, 21:38

Hari Bhakti Adhiyaksa Ke-64, Kapolres Lahat Berikan Kejutan

PALEMBANG - 22-July-2024, 20:27

Pj Gubernur Sumsel Lantik Pj Bupati Lahat Imam Pasli Gantikan M.Farid 

PALEMBANG - 22-July-2024, 20:20

Selamat Datang Pj. Bupati Banyuasin Muhammad Farid, S. STP., M. Si Di Bumi Sedulang Setudung 

LAHAT - 22-July-2024, 20:19

Hari Bhakti Adhyaksa ke-64, Kejari Lahat Tetapkan Mantan Kepala Inspektorat Tersangka Korupsi 

LAHAT - 22-July-2024, 20:18

Kapolres Didampingi Wakapolres Lahat Berikan Arahan Kepada PJU dan Polsek Jajaran 

PALEMBANG - 22-July-2024, 20:17

Sebut Sebagai Tragedi Kemanusiaan, Kapolda Sumsel Berharap Komitmen Pemerintah Daerah. 

PAGAR ALAM - 22-July-2024, 18:23

ALFIAN – SAFRUDIN MAJU PILKADA PAGARALAM, PERPADUAN POLITISI BIROKRAT

JAMBI 22-July-2024, 16:29

PLN Dorong Ekosistem Kelistrikan Penuhi Kebutuhan Pelanggan Pengguna EV, SPKLU ke-5 di Provinsi Jambi Resmi dibuka

LAHAT - 22-July-2024, 14:45

Jelang Pilkada, Ketua Mappilu PWI Lahat Pj Bupati Lahat Bisa Bersifat Netral

MUBA - 22-July-2024, 14:41

Kajari Muba Gelar Upacara Peringatan HBA ke 64

JAKARTA - 22-July-2024, 12:54

Berkat Sukses Tingkatkan Layanan, CC PLN 123 Borong 14 Penghargaan GCC WA 2024 Asia Pasifik

BANYU ASIN 22-July-2024, 10:47

Kapolres Banyuasin Pimpin Langsung Kegiatan KRYD Patroli dan Razia Stasioner 

JAKARTA - 21-July-2024, 23:58

PWI Sumsel Tolak Keputusan DK PWI Pusat Pemberhentian Hendry Ch Bangun

MUARA ENIM - 21-July-2024, 23:29

Berikut Kabar Rangkaian HUT IAD Ke 24 Dan Hari Bhakti Adhyaksa ke-64 Di Kejari Muara Enim

LAHAT - 21-July-2024, 22:19

Kebakaran Kembali Terjadi, Kapolda Sumsel Minta SKK Migas Tutup Sumur Secara Permanen

MUSI BANYUASIN 21-July-2024, 20:32

KEBAKARAN SUMUR MINYAK ILEGAL TERJADI LAGI 

JAKARTA - 21-July-2024, 10:25

Gelombang Kedua Penerimaan Calon Mahasiswa ITPLN Tahun 2024

PALEMBANG - 21-July-2024, 09:20

Pimpin Apel dan Sumulasi Karhutla Provinsi Sumsel, Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto Tekankan Sinergi Semua Elemen 

LAHAT - 20-July-2024, 23:59

Polsek Merapi Barat Jemput Dua Orang Terduga Pelaku Pencurian 

LAHAT - 20-July-2024, 23:58

Amukan Sijago Merah Lalap Rumah Ruzali dan Jumadi Merugi Ratusan Juta 

CATATAN SRIWIJAYA

  • Catatan Sriwijaya 26-November-2023, 22:50

    DETERMINASI POLITIK TERHADAP HUKUM

    Oleh Burmansyahtia Darma,S.H.

    Muara Enim - Pemilihan Calon Legislatif atau yang trend nya Calon Anggota D

APA dan SIAPA

FACEBOOKERS SRIWIJAYA ONLINE