JALAN RUSAK SUMSEL RUSAK, INI RESPON SUSNO

11-June-2016, 19:18

PRABUMULIH – Tak terhitung lagi berapa kilo meter jalan di propinsi nomor 5 terkaya Indonesia ini, sekian banyak keluhan dan permintaan perbaikan jalan yang disuarakan. Baik melalui media, anggota DPRD hingga organisasi kemasyarakat dan LSM.

Banyak sudah yang menyuarakannya, salah satunya adalah Susno Duadji, sejak pensiun dari institusi Polri. Dia banyak berbicara tentang banyak hal yang berkaitan dengan masyarakat kecil di Sumsel.

Acap kali dia mendengar keluhan sejumlah sopir dan pemilik kendaraan angkutan umum, Sudah empat malam kami nunggu di sini pak, sampai hari ini mobil kami dak pacak (tidak bisa) lewat , saro (sengsara) kami, pak!. Demikian sepotong keluhan yang disampaikan sopir dan kernet kendaraan angkutan barang yang berhenti berjejer di sepanjang jalan baik yang menuju arah Palembang maupun yang dari Palembang.

Semua terhenti karena jalan raya lingkar kota Prabumulih rusak parah, sopir truk tidak berani nelintas karena takut akan keselamatan jiwa dan kendaraan nya terancam. Ada juga sopir yang mengeluh, pak uang bekal perjalanan kami untuk dua hari , kami pakai untuk empat hari, habis dan kurang, terus apa yang dapat kami berikan untuk menghidupi anak dan isteri si rumah,,, belum pikir bayar hutang pak!

“Kernet, sopir, pemilik truk mereka adalah rakyat kecil, penggerak arus barang dan jasa, operasi mereka terhenti berarti arus perekonomian macet, timbul berbagai dampak negatif di bidang perekonomian. Berdasarkan obrolan dengan para sopir dan kernet ternyata pemilik truk angkutan barang kebanyakan rakyat kecil, yang membeli truk dengan cara mencicil lewat dealer, tentunya apabila menunggak pembayaran cicilan maka mobil truknya akan ditarik oleh dealer, dan hal ini sudah sering terjadi.

Bahkan ada pemlik truk sekalian merangkap sebagai sopir truk, mereka mengeluh, pak kami saat beli mobil ini kena beban bea masuk, Pajak kendaraan, dan segala macam biaya kami harus bayar, tapi mengapa jalan ini tidak diperbaiki? Itulah sepotong keluhan pemilik kendaraan,” katanya kepada Group Lahat KataKita Mediatama (LahatOnline.com dan SriwijayaOnline.com), Sabtu (11/6).

Kemudia dia juga menjelasakan, dan terbetik informasi bahwa pemilik truk harus iuran untuk perbaikan jalan raya tersebut , kalau benar demikian halnya, lantas untuk apa rakyat harus membayar pajak dan berbagai kewajiban kalau fasilitas umum, seperti perbaikan jalan menjadi tanggung jawab pemilik kendaraan.

“Jalan lingkar kota Prabumulih ini kondisinya rusak parah sudah bertahun – tahun, belum ada tanda-tanda akan diperbaiki. Memang terlihat agak aneh di era kemerdekaan Indonesia menjelang berusia 71 tahun masih ada jalan raya urat nadi perekonomian yang rusak parah dan sangat tidak layak dilalui kendaraan.

Jalan nampaknya bangunan baru (bukan warisan Belanda, red) tapi kondisinya sungguh memprihatinkan, sekarang bulan suci Ramadhan, dapat dibayangkan betapa menderitanya sopir dan kernet angkutan barang,” katanya lagi.

Pertanyaanya, bagaimana arus barang keperluan bulan puasa dan hari raya? Susno menjawab,”Entah lah! kita hanya berharap semoga saja informasi ini terpantau oleh yang berwenang, sehingga urat nadi perekonomian tidak terhenti berdenyut, dan nasib rakyat kecil, kernet, sooir, dan pemilik truk terselamatkan,” harapnya.(*)

Penulis : Indi Sirani

Bagikan ke :