SAMPAH SESAKI JALANAN USAI KARNAVAL HUT RI

19-August-2015, 16:38

//// ‘Pasukan Biru’ Terpaksa Kerja Sampai Larut Malam
Dinas Pasar Keluhkan Rendahnya Kesadaran Masyarakat

Rangkaian kemeriahan peringatan hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-70 memang sudah berakhir di Lahat, dimana Selasa (18/8) ditutup dengan kegiatan karnaval pawai pembangunan dari seluruh instansi dan juga perwakilan swasta yang ada. Namun, dibalik semua kemeriahan dan sukaria yang ada, menyisakan cerita miris nan menyedihkan, dimana usai pelaksanaan kegiatan tahunan ini, tumpukan sampah begitu nyata berserakan serta menghiasi beberapa titik kawasan, khususnya yang dilalui rute pawai pembangunan itu sendiri.

Pantauan dilapangan, acara yang selesai sekitar pukul 17.30 wib kemarin itu menyisakan situasi dan kondisi yang begitu semerawut dan berantakan. Dimana tumpukan sampah, berupa plastik, botol sisa minuman, bungkus rokok dan lain-lainnya nampak begitu mudah dijumpai ditepian jalanan, sehingga kondisi ini begitu kumuh dan kotor. Memang, kondisi ini tak hanya dibiarkan begitu saja, dimana tak lama berselang, ratusan ‘pasukan biru’ atau pasukan penyapu jalanan sudah nampak standby dan langsung dengan sigap membersihkan semuanya.

“Alhamdulillah, kalo rangkaian acaranya HUT RI tahun ini meriah dan warga juga begitu antusias. Namun, disisi lain, ya beginilah, sampah dan situasi yang kotor pasti mewarnainya,” ungkap Kepala Dinas Pengelolaan Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kota (Dispengsarsihkot) Lahat, Herry Alkahfi, dimintai komentarnya, Rabu (19/8) siang kemarin.

Tingkat kesadaran ditengah masyarakat sendiri masih sangat disesalkannya masih sangat rendah. Dimana sebenarnya, dibeberapa titik ruas jalan dan wilayah yang ada, pihaknya sudah menyiapkan keranjang ataupun kotak sampah. Namun, kondisi ini nampak tak begitu diindahkan, terbukti dengan masih saja banyak sampah yang mengotori tepian ruas jalanan protokol.

“Ini jelas terlihat, sampah-sampah yang ada ini adalah sisa makanan dan minuman para warga yang sebelumnya memadati tepian jalan protokol, menyaksikan pawai pembangunan. Ketika acara berlangsung, memang kita tak bisa melakukan pelarangan, karena kondisinya begitu ramai dan padat, jadi ya hanya pasrah saja,” pungkas Herry lagi.

Untuk mengatasi masalah tumpukan sampah sisa karnaval sendiri, Herry mengatakan, pihaknya mengerahkan sedikitnya 120 orang tenaga ‘pasukan biru’ guna menyisir, menyapu serta membersihkan kondisi lingkungan yang ada. Sementara itu, untuk mempermudah proses kerjanya, pihaknya juga menyertakan sedikitnya 4 unit truk pengangkut sampah yang ada, sehingga bisa langsung di didistribusikan ke tempat pembuangan akhir (TPA) Gumay Talang.

“Mereka ini terpaksa lembur sampai larut malam, itupun nampaknya takkan langsung kelar, karena panjang dan banyaknya lokasi serta intensitas sampah yang ada. Nah, untuk penyemangat kerja mereka sendiri, kita juga sengaja menyiapkan semacam upah tambahan, diluar upah yang kesehariannya mereka terima, mengingat waktu dan banyaknya kerjaan yang ada,” bebernya.

Selain masalah tumpukan sampah, ada hal negatif lain yang menjadi sisa helatan tahunan di Lahat kemarin siang, yaitu tanaman hias yang berada di sepanjang jalan Mayor Ruslan, atau kawasan pasar lematang juga diketahui banyak yang rusak dan mati, karena diinjak-injak warga yang dengan nekat menaiki pagar pembatas jalan, meski himbauan dan larangan sudah jelas terpasang disana.

“Kami juga sesalkan masalah banyaknya taman di pagar pembatas jalan kota yang rusak. Untuk musim kemarau seperti belakangan, kondisi tersebut sungguh susah untuk direnovasikan ulang, sekali lagi hal ini kami justru sangat menyesalkannya, seraya berharap, tahun depan, kondisi bisa diperbaiki lagi, baik sistem atau pengawasan dilapangannya,” tegas Herry. (CEPY – LAHAT)

Bagikan ke :