ISI

MISTERI SEJARAH KEBUDAYAAN JAGAD BESEMAH


22-April-2022, 14:37


PAGAR ALAM – Pulau Sumatera dibagi ke dalam beberapa provinsi dan salah satunya adalah Sumatera Selatan.
Provinsi ini dihuni oleh beragam suku yang berbeda-beda seperti suku Besemah , Pagar alam, Jum’at , 22/04/2022

Alkisah Suku Besemah yang pada awalnya Menurut catatan atau referensi yang sudah ada di ceritakan ,bahwa nenek moyang yang di ketahui awalnya adalah
Dari kerajaan JAGAD BESEMAH adalah
RATU SINAMBUN TUE
RATU SINAMBUN TUE ini berkedudukan di KUTE BETARE [ Hindia Muke ] DUSUN BENUA KELING, PAGAR ALAM, Sumatra Selatan

RATU SINAMBUN TUE
Adalah Raja kerajaan yang pertama kali di ” JAGAT BESEMAH ” di Benua Keling dan inila Ninek Moyang Rumpun Melayu yang sesungunya dan tertua Di Jagad Besemah sesuai dengan fakta sejarah atau referensi yang sudah ada dan berkeduduan di KUTE BETARE [ HINDIA MUKE ] ATAU BENUA KELING DAERAH LERENG GUNUNG DEMPU,PAGAR ALAM,SUMATERA SELATAN.

Ninek Moyang Kita Asal Mula di kerajaan BENUA KELING termasuk anak anak Paling tuanya ada di Pagaruyung,Minang kabau, sekarang adalah SUMATERA BARAT,

Yang Menjadikan Jagad besemah adalah menurut referensi yang sudah ada berawal adanya 3 [ TIGE DIWE ]

1.PUYANG SAKE MILUNG
[ GELAR DIWE GUMAY ]
2.PUYANG SERUNTING SAKTI
[ GELAR DIWE SEMIDANG ]
3.PUYANG ATUNG BUNGSU
[ GELAR DIWE BESEMAH ]

Ketiga Diwe ini adalah gelar untuk orang orang sakti karna berperan untuk meneggakan atau mendirikan jagad besemah secara utuh tentunya tanggung jawabnya sangatlah besar, disini penulis membantah bahwa yang di tulis kan sebelumnya 3 dewa ini adalah mitos atau legenda saja ,saya jawab ini adalah fakta sejarah bukan mitos atau legenda karna ke TIGA DEWA Tersebut adalah benar adanya karna ada silsilah asal usulnya dan ada juga Keturunan nya Sampai sekarang.

RAJA RATU SINAMBUN TUE memiliki anak adalah sebagi Berikut :

1.PUYANG RATU SINAMBUN MUDE
Berkedudukan dan menetap Di Pagaruyung,Minang kabau , Sumatra Barat

2.PUYANG RATU ISKANDAR ALAM
Berkedudukan dan menetap Di Gumay

3.PUYANG MAHARAJE INDRA SAKTI
Berkedudukan atau menetap di Besemah DILERENG GUNUNG DEMPU DI KERAJAAN BENUA KELING ,sekarang Masuk Wilayah Pagar Alam, Sumatera Selatan

Ke Tiga anak dari RAJA BENUA KELING ini 2 bersaudara menetap tidak jauh dengan wilayah kerajaan benua keling
ada di gumay dan ada di Pagar Alam dan yang satu berkedudukan atau menetap di Pagaruyung, minang kabau.

PUYANG RATU ISKANDAR ALAM
Memiliki anak atau keturunan 7 saudara adalah sebagai berikut :
1.Puyang Ratu Djemenang Sakti
2.Puyang ratu gandjaran
3.Puyang manggale [ semenggale ]
4.Puyang ratu semeggali
5.Puyang ratu berdjundjang sakti
6.Puyang ratu radje kuase [ meradje mengkuse ]
7.Puyang ratu radje mude [ Ratu Kebuyutan ]

Dan anak bugsu nya bernama
PUYANG MAHARADJE INDRA SAKTI
Memiliki keturunan atau anak 9 Bersaudara dan namanya adalah sebagai berikut :
PUYANG RATU SINUHUN
PUYANG TUAN SYEKH MANGKU BUMI
PUYANG SUNAN GIRI
PUYANG SUNAN BELANG
PUYANG RATU DJUNJUNGAN TUBAN
PUYANG SULTAN RAJE NYAWE
PUYANG SUNAN KALI SAPU
PUYANG SULTAN TAMIM ABDUL HAMIM
PUYANG PANGERAN PENGULU

Dari Puyang Dua saudara ini dapat kita ketahuai melaui keturnanya masing masing adalah keluarga kerjaan yang cukup banyak dari garis keturunan PUYANG RATU ISKANDAR ALAM dan PUYANG MAHARAJE INDRA SAKT ,belum lagi termasuk Cucu cucunya

Siapa itu Suku Besemah ?
Suku BESEMAH memiliki nama lain yaitu PASEMAH ,Nama nama tersebut merujuk kepada suatu suku yang berada di Sumatera Selatan. Saat ini mereka menghuni salah satu kota Pagaralam. Suku ini diketahui memiliki hubungan dengan suku Melayu lainnya yang ada di wilayah Sumatera sebelum kehadiran mereka. 

Sejarah Suku Besemah 
Suku Pasemah diperkirakan sudah menginjakkan kaki di tanah Sumatera sejak ratusan tahun yang lalu. Suku ini sebenarnya terdiri dari tiga sub suku Gumay, Semidang Dan BESEMAH
DUA SUKU yaitu suku MILUNG [ Suku Gumay ] Dan Suku SEMIDANG [ SERUNTING SAKTI ] kedua suku inilah yang duluan menjadikan jagad Besemah dan daerah kekuasaan nya adalah Gumay, Mulak Ilegh , Rejang,Sebagian di BengkuluSelatan,kumering,Kisam,Kikim,
Rembang,Niru, Mulak Ulu,Tanjung Sakti,Pagun, Batu Raja.
Dan DEWA BESEMAH [ ATUNG BUNGSU ]
MENYUSUL 2 SAUDARANYA karena Dia Paling Bungsu dan ikut orang tuanya yaitu Ratu Sinuhun di Jawa Timur [ Geresik ] setelah dewasa atung bungsu diberikan tugas sama ibunya ratu Sinuhun untuk pulang ke Tanah Besemah karna dia adalah Pewaris tanah Besemah tersebut dan disuruh menemui pamanya ” Raja Ratu Djunjungan Tuban ” yang berkedudukan di tanah besemah di kute betare [ Hindia muka ] di benua keling, pagar alam sematera Selatan.

Dan Pangeran Atung Bungsu menetap di BENUA KELING dan di jadikan menantu Oleh pamanya sendiri yaitu Raja Ratu Djunjungan Tuban ,di jadikan suami nya Ratu KINANTAN BUIH anak semata wayang Raja Ratu Djunjungan Tuban.

Wilayah jagad besemah inilah yang dikuasai mereka sengan berbagi wilayah sebagai tempat tinggal mereka adalah di hulu sungai Lematang dan Lembah Dempo. Tempat tersebut dipilih lantaran memiliki tanah yang subur sehingga cocok untuk berkebun. 

Ada pula teori lain mengatakan tentang sejarah suku Pasemah Teori tersebut berpendapat bahwa leluhur suku Pasemah adalah 7 orang anak yang masih keturunan raja Majapahit.
Mereka menyeberangi sungai Lematang dan berhenti di desa Benua Keling.
Ke 7 anak raja ini kemudian salah satunya yaitu yang bernama ATUNG BUNGSU menikah dengan anak Raja Ratu Djunjungan Tuban di Benua Keling dan mempunyai anak cucu.

Bahasa Suku Besemah
Bahasa yang digunakan oleh orang-orang Pasemah adalah bahasa yang juga digunakan di wilayah Bengkulu Selatan. Bahasa tersebut masih tergolong ke dalam bahasa Austronesia rumpun bahasa Melayik. Ciri khas dari bahasa ini sama dengan bahasa Melayu lainnya yaitu dengan mengubah huruf “a” di akhir menjadi huruf “e”. 

Ciri Khas Suku Besemah
Orang-orang suku Pasemah memiliki karakteristik fisik yang berbeda dengan orang Melayu pada umumnya. Suku Pasemah memiliki ciri fisik perpaduan antara Jawa dan Sumatera. Selain itu suku Pasemah pada zaman dahulu dikenal sebagai suku dengan teknologi yang lebih maju,mempunyai kitap undang undang adat sendiri yaitu ” Simbur Cahaye ” yang di tulis langsung oleh Ratu Sinuhun suami dari Pangeran Sida Ing Kenayan, dan Mereka telah menerapkan sistem irigasi untuk mengairi sawah-sawah mereka. 

Mata Pencaharian Suku Besemah
Orang-orang Besemah sejak dahulu merupakan seorang petani yang cerdas. Orang-orang disekitarnya masih menggunakan sistem kuno namun suku Pasemah sudah mengenal tentang irigasi. Tanaman yang mereka tanah umumnya adalah sayur, buah-buahan, kopi, cengkeh dan lada. 

Hingga saat ini bahkan suku Pasemah yang berada di kota Pagaralam menjadi penghasil kopi terbaik di Indonesia. 

Sistem Kekerabatan Suku Besemah 
Suku Pasemah memiliki sistem kekerabatan yang unik yaitu ada tiga macam. Ketiga sistem tersebut antara lain matrilineal, belaki, dan bilateral. Sistem matrilineal dikenal dengan istilah AMBIK ANAK [ambil anak] yaitu sang suami ikut ke pihak istri tanpa harus membayar mas kawin.
Sistem belaki adalah pihak istri harus ikut ke pihak suami setelah mendapat mas kawin atau disebut dengan nama uang jujur. Setelah mereka punya anak, maka sang anak mewarisi garis keturunan dari pihak ayah. 

Sistem yang ketiga adalah sistem patrilineal yakni baik pihak istri maupun suami memiliki hak yang sama. Dalam sistem ini ke dua pihak dibebankan biaya pernikahan yang sama besarnya. 

Sistem Kepercayaan Suku BESEMAH  
Sumatera Selatan menjadi salah satu wilayah dengan penyebaran Islam terbanyak. Ajaran Islam juga menyentuh tanah Pagaralam yang mayoritas adalah suku Besemah. Dengan begitu sebagian besar dari mereka memeluk agama Islam. 

Pakaian Adat Suku Besemah
Pakaian adat suku Pasemah sama halnya dengan pakaian adat yang dikenakan oleh suku Melayu. Kaum pria suku Pasemah mengenakan kain songket untuk bagian bawah mereka sedangkan bagian kepala mengenakan pakaian yang terbuat dari beludru berwarna merah. Aksesoris lainnya yaitu berupa manik-manik terbuat dari uang logam dan juga tanduk kerbau yang dijadikan kalung. 

Kaum wanita suku Besemah mengenakan pakaian berbahan beludru dengan aksen warna merah. Sebenarnya antara wanita dan pria hampir sama hanya saja pada wanita ditambahkan aksesoris yang lebih meriah. Kaum wanita juga dilengkapi dengan mahkota berupa tusuk konde yang disebut dengan singal. 

Rumah Adat Suku Besemah 
Setiap suku memiliki hunian yang unik dan berbeda menyesuaikan dengan budaya mereka. Rumah tradisional suku Pasemah disebut dengan Rumah Baghi atau dalam bahasa lokal disebut dengan Ghumah Baghi. Ciri khas rumah mereka adalah memiliki atap yang runcing mirip seperti tanduk. Namun atap ini tidak begitu runcing jika dibandingkan dengan atap rumah adat Toraja. 

Atap rumah adat suku Besemah memanfaatkan bahan-bahan yang disediakan oleh alam seperti ijuk atau pohon aren. Tiang-tiang rumah juga menggunakan bahan ramah lingkungan yaitu bambu dan kayu,Keunikan lainnya adalah setiap sudut rangka rumah tidak menggunakan paku melainkan pasak. 

Bagian dalam rumah Baghi tidak dibuat sekat-sekat kamar melainkan hanyalah ruang yang terbuka luas. Sedangkan untuk bagian depan dibuat lebih tinggi daripada lantai bagian dalam. Anggota keluarga dari garis keturunan laki-laki [ disebut Meraje ] akan menempati bagian depan sedangkan keturunan wanita akan berada di bagian dalam [ Disebut Anak Belai ]
Satu lagi keunikan dari rumah ini adalah tidak memiliki jendela dan hanya terdapat satu buah pintu kayu didepan rumah. 

Kebudayaan Suku BESEMAH
Suku BESEMAH hingga kini masih terus menjalankan tradisinya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Salah satu tradisi yang sudah menjadi budaya mereka adalah ritual Bekayekan,Kata “Bekayekan” diambil dari kaya “ayek” atau ayiak” yang maknanya adalah sungai yang mengalir. 

Ritual Ngayeka/menghitankan Anak dilakukan masyarakat suku Besemah khususnya di yang tinggal didusun dusun, untuk anak-anak mereka. Ketika putri mereka memasuki usia remaja mereka akan dibawa ke sungai dan dimandikan atau disucikan di sana. Kebudayaan lainnya adalah kayek kupik yaitu sunat untuk perempuan yang masih berusia 4 -7 tahun. 

Kebudayaan lain dari suku Besemah adalah seni tari ” kebagh ” yang merupakan seni tari tertua. Tarian ini mengisahkan seorang bidadari yang tidak bisa kembali ke langit dan menikah dengan seorang manusia. Namun suatu ketika ia memaksa sang suami untuk menari dengan selendangnya yang telah disembunyikan sejak lama.
Bidadari tersebut menari dengan indah dan terus naik ke atas hingga ke langit dan tak pernah kembali. 

Dan banyak lagi kebudayaan suku Besemah yang tidak akan di urai satu persatu seperti Pantuan Bunting, Sedekah Puyang,kuntaw,Guritan,Gitar Tunggal [ Nembang ],Timbang Padi,Pantun Besaut,Ngundu mantu ke meraje ” Bunting Beghulang ke Meraje , dll

Kesimpulan Pembahasan
Suku BESEMAH adalah sekelompok orang yang mendiami salah satu kota di Sumatera Selatan yakni kota Pagaralam. Suku ini sudah hadir ke tanah Sumatera sejak ratusan tahun dengan dua sub suku lainnya. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa nenek moyang suku Pasemah masih memiliki garis keturunan kerajaan Majapahit. 

Orang-orang Besemah menggunakan bahasa yang juga digunakan di Bengkulu yaitu bahasa Austronesia. Ciri khas bahasa mereka adalah mengubah huruf “a” diakhir dengan bunyi “e” seperti apa menjadi ape, siapa menjadi Sape,Dalam kehidupan mereka menerapkan 3 sistem kekerabatan yakni matrilineal, belaki, dan bilateral. Pada umumnya masyarakat Besemah saat ini sudah memeluk agama Islam. 

Suku Besemah memiliki tempat tinggal atau rumah adat yang disebut dengan rumah Baghi. Rumah ini memiliki berbagai keunikan mulai dari atapnya yang terbuat dari bahan alami dengan bentuk runcing, tidak memiliki kamar-kamar, tidak ada jendela dan hanya memiliki satu pintu. 

Pakaian adat mereka kerap dikenakan pada acara pernikahan dimana pengantin laki-laki mengenakan bawahan kain songket dan perempuan mengenakan kain beludru merah. 

Kebudayaan suku Besemah tidak hanya terlihat dari rumah adat saja melainkan juga dari upacara dan tarian tradisional. Masyarakat Besemah hingga kini masih menjalankan tradisi bekayakan dan Ngayeka anak kupik. Kedua tradisi tersebut dilakukan khusus untuk putri mereka ketika menjelang remaja dan ketika masih kanak-kanak.
Suku BESEMAH juga mempunyai seni tari yang bercerita tentang bidadari yang menikah dengan manusia yang bernama ” Serunting Sakti”

Demikian ulasannya semoga bermanfaat untuk gernerasi muda Besemah milineal saat ini.

Penulis Yanto Imron,SH
Editor HERN4N/LO

Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on LinkedIn Pin on Pinterest

BERITA TERKINI

INVESTIGASI

BERITA SEBELUMNYA

OKU - 15-April-2024, 23:13

Kegiatan Problem Solving Bersama Bripka Afrizal Personel Bhabinkamtibmas Polsek SBR Polres OKU.

LAHAT - 15-April-2024, 20:53

Masyarakat Saling, Kikim Area, dan Trans Nyatakan Sikap Dukung YM 

MUARA ENIM - 15-April-2024, 18:12

Melalui Komsos Babinsa Desa Paduraksa Ajak Masyarakat Dukung Ketahanan Pangan 

MUBA - 15-April-2024, 18:11

Percepat Tangani Blankspot, 2 BTS Telkomsel di babat toman dan sugih waras telah On Air 

PALEMBANG - 15-April-2024, 18:10

DITLANTAS POLDA SUMSEL TUNDA PERJALANAN KENDARAAN OVERLOAD 

LAHAT - 15-April-2024, 18:08

Polres Lahat, Polda Sumsel Kawal Jalur Arus Balik Mudik Lebaran 1445 H 

MUARA ENIM - 14-April-2024, 20:54

Sambung Silaturahmi, Pj. Bupati Lebaran Ke Kediaman H. Nangali Solihin 

LUBUK LINGGAU - 14-April-2024, 20:21

Kak Suhada Serahkan Uang Pembinaan Pada Konten Kreator

MUBA - 14-April-2024, 20:20

Pj Bupati Apriyadi Warning Pegawai Jangan Tambah Libur 

LAHAT - 14-April-2024, 17:37

Pengunjung Argowisata Sindang Panjang Meningkat Signifikan

OKU - 14-April-2024, 15:19

Di teriaki dan di Sabet Pakai Parang Oleh Tetangga Satu Desa

MUBA - 14-April-2024, 13:43

Polsek Keluang Tangkap Akbar Pembobol Rumah Kosong 

PALEMBANG - 14-April-2024, 12:44

Guna memberikan kenyamanan Pemudik Kapolda Sumsel, monitoring Jalur arus mudik/balik Lebaran 1445 Hijriah . 

LAHAT - 14-April-2024, 12:43

Raja Saweran Cabup Lahat Yulius Maulana Disambut Hangat Warga Sumber Karya 

PALEMBANG - 13-April-2024, 19:03

Ditlantas Polda Sumsel Antisipasi Kemacetan Arus Balik Lebaran 

PALEMBANG - 13-April-2024, 19:02

Karo SDM Polda Sumsel :
Polri memberi Kesempatan Putra/Putri Terbaik Sumsel untuk menjadi Anggota Polri

PALEMBANG - 12-April-2024, 19:05

Pakai Batik Motif Ambung Dan Khaman, Pj. Bupati Muara Enim Bersama Jajaran Silaturahmi ke Griya Agung 

MUARA ENIM - 12-April-2024, 19:04

Himbauan Kaposyan Jembatan Enim Dua untuk Keselamatan di Masa Arus Balik 

MUARA ENIM - 12-April-2024, 19:03

Pantauan Situasi Arus Balik di Pos Pelayanan Cinta Kasih Kec. Belimbing mulai Padat 

LAHAT - 11-April-2024, 21:59

Muhammad Farid : “Tepian Sungai Lematang Akan Menjadi Atensi Pemkab Lahat”

PALEMBANG - 11-April-2024, 20:47

Kompak Pakai Gambo Muba, Pj Bupati Apriyadi Boyong Kepala OPD Halal Bihalal ke Forkopimda Sumsel 

LAHAT - 11-April-2024, 18:51

Waw.!!! Video Remaja Bermesraan di Tepian Sungai Lematang Viral Didunia Maya 

LAHAT - 11-April-2024, 17:49

Dua Warga Desa Setupe Digiring Kesel Tahanan Polsek Tanjung Sakti 

LAHAT - 10-April-2024, 16:22

Halal Bihalal Kapolres Lahat Dengan Forkopimda Lahat 

PALEMBANG - 10-April-2024, 16:20

Kapolda Sumsel Datangi Mapolsek Plaju Berikan Penghargaan Kepada Personel 

CATATAN SRIWIJAYA

  • Catatan Sriwijaya 26-November-2023, 22:50

    DETERMINASI POLITIK TERHADAP HUKUM

    Oleh Burmansyahtia Darma,S.H.

    Muara Enim - Pemilihan Calon Legislatif atau yang trend nya Calon Anggota D

APA dan SIAPA

FACEBOOKERS SRIWIJAYA ONLINE